LPM IAIN Samarinda Sukses Gelar Penguatan Kompetensi Dosen IAIN Samarinda

UINSI Samarinda1,280 views

SAMARINDA, IAIN NEWS,- Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda gelar agenda Penguatan Kompetensi Profesional Dosen IAIN Samarinda secara daring pada tanggal 09 Februari 2021.

Kegiatan ini dipandu oleh Muhammad Iswadi, M.SI. dengan 5 narasumber : Dr. Muhammad Nasir, M.Ag., Dr. Muchammad Eka Mahmud, M.Ag., Dr. Suratman, M.Pd., Dr. Hj. Noorthaibah, M.Ag., dan Dr. Hj. Darmawati, M.Hum.

Ketua LPM IAIN Samarinda, Dr. Nur Kholik Afandi mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran itu harus berdasarkan standar pendidikan. “Dalam standar pendidikan, Dosen dituntut untuk mampu merumuskan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang terkonstruk secara interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif , dan berpusat kepada mahasiswa.” Pungkas Ketua LPM itu. Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Muhammad Nasir, M.Ag. jelaskan sekilas kode etik dosen dan penguatan kompetensi dosen.

“Dosen IAIN Samarinda harus menunjukan kecerdasannya secara spiritual, mulai dari pengamalan ibadahnya, tutur kata, pakaian dan akhlak serta integritasnya. Dosen dituntut untuk menjadi model dimasyarakat dan melibatkan diri secara aktif, tapi idealnya melibatkan diri sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Pengabdian masyarakat kalau bisa ada relevansi dengan bidang keahliannya, meskipun demikian Dosen IAIN Samarinda harus terus mengembangkan potensi diri dan fleksibel.” Ujarnya.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Samarinda, Dr. Much. Eka Mahmud, M.Ag. bahas tentang perencanaan pembelajaran. “Perencanaan pembelajaran penting untuk dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Penting hal ini untuk membantu dalam mencapai perbaikan pembelajaran. Melalui perbaikan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh perancang pembelajaran. Salah satu model perencanaan pembelajaran Dick and Carey: 1. Mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran; 2. menganalisis pembelajaran; 3. mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik; 4. menulis tujuan kinerja atau tujuan pembelajaran khusus; 5. mengembangkan butir tes; 6. mengembangkan strategi pembelajaran; 7. mengembangkan bahan belajar; 8. melaksanakan evaluasi pembelajaran.” Jelas Dekan FTIK itu.

Dilanjutkan dengan pembahasan terakit Rencana Pembelajaran Semester (RPS) oleh Wakil Dekan II FTIK IAIN Samarinda, Dr. Suratman, M.Pd. Ia memberi contoh format dan pengisian RPS yang sistematis, seragam, dan interaktif. Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Samarinda, Dr. Hj. Noorthoibah, M.Ag. bahas evaluasi pembelajaran.

“Jika mungkin belum dapat diterima oleh mahasiswa, apakah harus menggunakan metode baru atau mungkin menyiapkan materi baru atau mungkin perlu untuk pengulangan materi kembali. Kita tidak tahu apakah yang kita sampaikan itu baik atau tidak tanpa adanya evaluasi. Dengan adanya evaluasi kita bisa membuat perbaikan namun harus tahu teknik apa yang akan dilakukan. Apapun yang kita sampaikan kepada mahasiswa jika bersumber dari hati nurani insyaallah mahasiswa bisa dengan mudah menerima. Oleh karna itu faktor keikhlasan sangat penting dalam proses pembelajaran dan evaluasi.” Ungkap Dekan FUAD tersebut.

Agenda Penguatan Kompetensi Profesional Dosen IAIN Samarinda ditutup dengan paparan dari Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Samarinda, Dr. Hj. Darmawati, M.Hum. sampaikan pelaksanaan pembelajaran.

“Mengutip dari Rektor IAIN Samarinda, semua orang dapat menjadi pengajar, tapi belum pasti bisa mengajar. Dari situ kita dapat memahami bahwa materi tidak akan cukup kalau ruhul nya tidak sampai ke peserta didik kita. Oleh karena itu, perlu hati dalam mengajar, perlu keikhlasan dalam mengajar. Seorang dosen juga harus memiliki kepakaran di bidang keilmuannya, menguasai teori-teori dan teknik pengajaran serta aplikasinya dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi. Bagaimana materi bisa disampaikan dengan baik, jika dosen sangat sedikit menguasai teori. Oleh karena itu dosen harus banyak membaca teori dan literatur tentang materi yang akan diajarkan dan benar-benar memahami peserta didik agar dapat menemukan teknik pengajaran yang tepat.” Pungkas Dekan FEBI. (humas/febi/ns/rh)