BANJARMASIN, UINSI NEWS,- Prof. Dr. H. M. Tahir, S.Ag., M.M., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama bersama Andi Muh Rajanuddin, M.I.Kom., Kepala UPT Perpustakaan UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda menghadiri Seminar Nasional, Penandatanganan MoU, dan Rapat Kerja Nasional 2024 yang digelar oleh Forum Kerja Sama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2TN) di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin dari tanggal 11 hingga 14 Juni 2024.
Turut hadir pula beberapa Rektor dan Wakil Rektor dari PTN, PTKIN, dan para ketua unit Perpustakaan.
Dalam rangkaian kegiatan ini dilaksanakan pula penandatanganan MoU antara beberapa Perguruan Tinggi termasuk UINSI Samarinda dengan Perpusnas. Penandatanganan oleh Rektor UINSI Samarinda pun diwakilkan oleh Prof. Dr. H. M. Tahir, M.Ag.
Mengusung tema “Transformasi Perpustakaan Akademik di Era Kecerdasan Buatan: Standarisasi, Kolaborasi, dan Inovasi”, acara resmi dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia sekaligus Kepala Unit Pendukung Akademik Perpustakaan Universitas Lambung Mangkurat, Noer Komari, melaporkan bahwa jumlah peserta yang hadir melebihi perkiraan awal, menunjukkan antusiasme yang tinggi dari para peserta dalam mendukung transformasi perpustakaan akademik.
“Jumlah peserta yang hadir kali ini sungguh luar biasa, jauh melampaui ekspektasi kami,” ungkap Ketua Panitia dengan penuh semangat.
Ketua FKP2TN, Edy Suprayitno, dalam sambutannya menekankan pentingnya penguatan keanggotaan untuk saling berkolaborasi dan bersinergi. Beliau juga menyoroti pentingnya konsorsium pengadaan jurnal sebagai salah satu bentuk kolaborasi yang harus diperkuat. “Kolaborasi dan sinergi antar anggota adalah kunci untuk menghadapi tantangan di masa kini dan masa depan. Berharap FKP2TN dengan semua anggota mampu menatap masa depan organisasi serta perpustakaan masing-masing.” tegasnya.
Sambutan dilanjutkan oleh Bapak Iwan Aflani, Wakil Rektor bidang Akademik, Universitas Lambung Mangkurat yang penuh inspiratif.
Beliau mengutip pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang tiga paradoks dalam pendidikan di era digital: gelar yang tidak menjamin kompetensi lulusan, kelulusan yang tidak menjamin kesiapan berkarya, dan akreditasi yang tidak menjamin mutu. Karenanya Rektor menekankan pentingnya standarisasi, kolaborasi, dan inovasi dalam pengembangan perpustakaan perguruan tinggi di masa depan. Setelah sambutan, Rektor resmi membuka acara tersebut. (HUMAS/andiraja/ns)