SEMA-DEMA FUAD Lejitkan Nuansa Keagamaan Melalui Majlis Burdah

SAMARINDA, IAIN NEWS,- Kegiatan yang sangat positif ditunjukan SEMA dan DEMA Fakultas Usuludin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda.

Selasa (6/9/2016) bertempat di Masjid Quwah El Diena, Kampus 1 IAIN Samarinda Jalan Abul Hasan, SEMA dan DEMA FUAD menggelar acara Maulid Burdah.

Penyelenggaraan Maulid Burdah di masjid lingkungan kampus IAIN Samarinda itu menurut, Topan Setiawan, salah seorang mahasiswa FUAD, selain untuk ibadah dan dzikir, juga diperuntukan agar Kegiatan di Masjid Quwah El Diena terus melejit dengan terciptanya kondisi serta suasana keagamaan yang kondusif.

“Alhamdulillah, malam ini Majlis Burdahan hasil bentuk gagasan SEMA dan DEMA Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah berjalan dengan lancar,” tulis Topan Setiawan melalui akun media sosial miliknya.

Majlis Burdahan bentukan SEMA DEMA FUAD, itu mendapat respon positif dari para nitizen di media sosial.
“Khusus Fakultas FUAD sajakah? Siapa tahu bisa ikut hadir dan sekaligus bersilaturahim,” tulis pemilik akun Wahyu Ghani.

“Teringat masa-masa kuliah dulu. Lihat musholla ini. Entah kapan bisa berkunjung ke sini lagi,” sahut akun Ummi Raihan.

Dari beberapa literature diketahui bahwa kata Burdah berasal dari Al Burdu yaitu baju yang bergaris–garis dan orang Arab mengkhususkannya untuk hiasan, jama’nya : abradun, abrudun dan burudun.

Sedang Al Burdatu yaitu kain yang digunakan sebagai selimut. Ada yang mengatakan apabila terbuat dari bulu berumbai–rumbai dinamakan Burdah.

Burdah dapat dikatakan qasidah penting dalam pujian kepada Baginda Rasul SAW. Karena itu para ulama di seluruh dunia Islam menyambutnya dengan hangat.

Qashidah Burdah memang dikenal akan keindahan kata-katanya. Dr. De Sacy, seorang ahli Bahasa Arab di Universitas Sorbonne, Prancis, memujinya sebagai Karya puisi terbaik sepanjang masa.

Pembacaan Burdah juga merupakan suatu bentuk zikir untuk bershalawat kepada Baginda Nabi SAW.
Pengarang Kasidah Burdah ialah Al Imam Abu Abdillah Al-Bushiri (610-695H/ 1213-1296 M). Nama lengkapnya, Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid al-Bushiri.

Dia keturunan Berber yang lahir di Dallas, Maroko dan dibesarkan di Bushir, Mesir. Dia seorang murid Sufi besar, Imam as-Syadzili dan penerusnya yang bernama Abdul Abbas al-Mursi – anggota Tarekat Syadziliyah. Di bidang ilmu fiqih, Al Bushiri menganut mazhab Syafi’i, yang merupakan mazhab fiqih mayoritas di Mesir.

Qasidah Burdah adalah salah satu karya paling populer dalam khazanah sastra Islam. Isinya, sajak-sajak pujian kepada Nabi Muhammad SAW, pesan moral, nilai-nilai spiritual, dan semangat perjuangan, hingga kini masih sering dibacakan di sebagian pesantren salaf dan pada peringatan Maulid Nabi.

Selain Burdah masih banyak kumpulan syair pujian terhadap Nabi Muhammad SAW seperti Al Barzanji, Ad Diba’I, namun Burdah dianggap lebih istimewa karena keunikannya dalam beberapa hal. Antaranya, Syair Burdah dianggap sebagai pelopor yang menghidupkan kembali penggubahan syair – syair pujian terhadap Nabi Muhammad SAW, Memiliki sastra tingkat tinggi dan sarat dengan pesan – pesan etika, Tidak sekedar menyajikan sejarah Nabi, tapi juga memberikan pendidikan, ajaran tasawuf dan pesan moral yang mendalam.

Selain itu syair burdah istimewa karena menjadi wasilah atau sarana untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakit, Dipercaya memiliki kekuatan ghaib sehingga tidak jarang dibacakan pada saat ada hajatan tertentu, dibaca sebagai amalan khusus pada malam Jumat atau malam tertentu secara kontinyu agar mendapatkan syafaat Nabi SAW dan ampunan Allah Allah SWT.#Tamam

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»