SAMARINDA, IAIN NEWS,-Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengungkap bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia kini telah terhubung ke internet.
Survei yang dilakukan sepanjang 2016 itu menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet. Adapun total penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta orang.
Hal tersebut diungkap Sulasmo Sudharno selaku chief executive officer Aksaramaya dalam Bedah Buku Strategi Promosi Perpustakaan Digital di Perpustakaan Kampus 2 dan pada Workshop Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) yang diselenggarakan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda di Hotel Grand Kartika Jl. KH Khalid No. 35 Samarinda.
Pada pemaparannya, Founder Moco dan CEO PT. Woolu Aksaramaya ini juga membeberkan fakta lain bahwa dari data konten internet yang diakses oleh masyarakat, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan pengguna internet Indonesia lebih sering dan banyak mengakses media sosial dengan jumlah yang lebih banyak dari jenis konten lain.
“Menurut survei pelaku pengguna internet berdasarkan pekerjaan didapatkan fakta bahwa pengguna intenet paling banyak berasal dari kalangan mahasiswa sebanyak 18 juta atau 89%, karyawan swasta sebaanyak 23,8 juta atau 88%, pekerja kesehatan sebanyak 3 juta atau 85% dan sisanya dari banyak jenis pekerjaan lain,”sebutnya.
Nah fakta inilah yang menurut Sulasmo Sudharno adalah pangsa pasar yang masih terbuka lebar untuk dimasuki para insan cendikia di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. terutama dalam kaitannya melakukan gerakan literasi dalam bentuk buku digital.
Perilahu pengguna jaringan internet dari seluruh penduduk Indonesia ternyata baru 10 juta yang mengakses internet untuk dunia pendidikan. Secara statistik umur, pengguna internet didominasi oleh anak-anak muda dengan rentang usia 20-24 tahun.
“Kalau sudah begini eranya maka tidak ada pilihan lagi, kita harus bersama-sama melakukan transformasi ke buku digital. Sekali lagi ini adalah sunnatullah. Kita harus segera menyesuaikan diri dengan kehendak zaman,” terangnya.
Untuk itu Sulasmo Sudharno chief executive officer Aksaramaya bersama timnya bergerak dan memperkenalkan sebuah aplikasi bernama Aksaramaya.
Aksaramaya sendiri dari penuturan Sulasmo, lahir dari sebuah keinginan sederhana untuk menjadikan membaca buku menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan, praktis, mudah, terjangkau dan dapat saling memberi manfaat bagi banyak orang.
Berawal dari cita – cita sederhana serta dengan diiringi semakin pesatnya pemanfaatan teknologi digital dalam kehidupan sehari – hari, Aksaramaya menghadirkan beragam layanan berbasis buku digital atau eBook.
Tidak sekadar menyediakan buku digital, Aksaramaya pun menghadirkan pengalaman membaca buku digital secara lebih menyenangkan lewat sebuah aplikasi yang memadukan antara membaca dengan fitur social media. MOCO, aplikasi social reading pertama di Indonesia merupakan karya anak bangsa yang dibangun dengan ketekunan dan dedikasi tinggi serta harapan yang sama agar membaca menjadi lebih menyenangkan.
“Awalnya kehadiran buku berbasis teknologi digital ini banyak tidak digubris oleh para penerbit. Namun seiring dengan perkembangan zaman akhirnya banyak penerbit yang juga membuat langkah baru untuk menerbitkan buku dalam bentuk digital. Mereka memasarkan konten digital melalui berbagai media dan perangkat yang sudah dilengkapi dengan sistem digital rights management (DRM),” terang Sulasmo.
Dalam kesempatan tersebut Sulasmo Sudharno menyatakan siap mendukung gerakan literasi digital yang akan dilakukan civitas akademika IAIN Samarinda.
“Kami didukung oleh tim yang memiliki keahlian dan passion di dinia buku digital. Dan Aksaramaya siap menghadirkan pengalaman baru dalam membaca. Dengan digital, proses distribusi buku menjadi lebih mudah, terutama dari segi waktu, biaya dan jangkauan. Kemudahan inilah yang kami tawarkan,” pungkas Sulasmo Sudharno.#Tamam