SAMARINDA, IAIN NEWS,- Dalam rangka memperingati setengah abad tarbiyah dalam keikutsertaannya membangun sumber daya manusia Kalimantan Timur, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda menggelar berbagai rangkaian acara menarik. Antaranya seminar nasional, temu alumni tarbiyah dan ekspo pendidikan yang dihelat di halaman parkir utama Gedung FTIK Jalan H.A.M Rifaddin Loa Janan Ilir Samarinda.
Pada acara seminar nasional, FTIK yang merupakan fakultas tertua di lingkungan IAIN Samarinda ini berhasil mendapuk Direktur Pendidikan Agama Islam serta Plt Kapontren Kementerian Agama Republik Indonesia Dr. H. Imam Syafi’I M.Pd sebagai pembicara utama.
Rektor IAIN Samarinda dalam sambutannya mengajak pada para civitas akademika FTIK untuk senantiasa mensyukuri nikmat Iman, Islam, Sehat, Panjang Umur dan produktif. Rektor membuka sambutannya dengan sebuah pantun,
“Burung Elang terbang tinggi
Lalu hilang dari pandangan mata
Selamat datang buat pak Imam Syafi’I
Di kampus IAIN Samarinda tercinta”
Ada beberapa pesan dan strategi yang dipaparkan Rektor demi pengembangan lembaga. Salah satunya hendaknya fakultas untuk lebih memperbanyak jaringan dengan menggunakan berbagai media seperti mengoptimalisasikan peran alumni.
“Alumni IAIN Samarinda haruslah mempunyai sense of belonging yang tinggi sehingga ia akan selalu bangga dengan almamaternya. Peran alumni ini penting karena kiprahnya di tengah-tengah masyarakat akan langsung dinilai oleh masyarakat itu sendiri,” tutur Rektor.
Dalam paparannya Dr. H. Imam Syafi’I M.Pd banyak mengajak pada para mahasiswa yang tengah aktif dalam proses perkuliahan untuk mempunyai cita-cita besar dan tinggi. Hal itu mengingat pentingnya pengembangan dalam diri yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan nyata.
Bagi Dr. H. Imam Syafi’I M.Pd mempunyai cita-cita tinggi itu merupakan keharusan untuk menguji kemampuan diri, serta mengukur seberapa bermanfaat diri ini bagi sebanyak-banyaknya orang lain. “Banyak orang menyesal bukan karena memiliki cita-cita tinggi yang tidak tercapai, tapi karena memiliki cita-cita rendah dan tercapai,” ungkapnya.
Direktur PAI Kemenag yang pernah mengasuh Pesantren Mujahidin Samarinda ini juga banyak berkisah tentang pengalamannya ketika berinteraksi dengan berbagai kultur pesantren yang ada di Indonesia. “Lembaga pendidikan saat ini haruslah mempunyai realistis proyeksi terhadap alumnusnya. Juga termasuk bagaimana alumninya nanti punya kelebihan lain yang bisa diandalkan seperti keterampilan berenterpreuner. Di rukun Islam yang lima itu yang tidak membutuhkan duit hanya syahadat saja,” paparnya.
Dalam kesempatan itu turut hadir para alumni IAIN Samarinda pada Fakultas Tarbiyah dari berbagai angkatan. Seusai seminar nasional acara dilanjutkan dengan pembukaan sekaligus peresmian yang dilakukan langsung oleh Rektor IAIN Samarinda disaksikan Direktur PAI, dekan, wakil dekan, ketua panitia dan tamu undangan.#TAMAM