Catatan: Akhmad Muadin, PBAK Membangun Kemandirian Mahasiswa Pada Kehidupan Kampus

UINSI Samarinda8,783 views
SAMARINDA,IAINNEWS,- Kehidupan kampus tentu saja berbeda dengan kehidupan dunia sekolah, sistem pendidikan yang dipakaipun berbeda. Dalam dunia kampus mahasiswa dituntut kemandirian, kecermatan dan kejelian dalam memanfaatkan peluang-peluang dan metode belajar. Oleh karena itu sebutan mahasiswa menempel dipundak seorang penuntut ilmu pada tingkat perguruan tinggi.

Mahasiswa baru adalah individu yang sedang berproses menuju kematangan pribadi. Mereka, pada umumnya saat memasuki dunia kampus, belum mengenal proses belajar-mengajar, juga belum mengetahui sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar di Kampus. Selain itu mahasiswa baru juga belum mengenal civitas akademika yang akan berinteraksi dengan mereka selama menempuh pendidikan. Untuk itu perlu adanya kesiapan psikologis maupun sosial agar dapat beradaptasi secara cepat dengan proses belajar-mengajar di dalam kampus.

Berdasarkan fenomena yang ada pada diri mahasiswa baru, maka kesiapan mahasiswa baru dalam hal akademis, psikologis serta normative-etis untuk memasuki kehidupan kampus sangat penting bagi keberhasilan pendidikan mereka. Oleh karena itu maka mahasiswa baru perlu dipersiapkan sebaik-baiknya. Pengenalan kehidupan kampus atau lebih tenar disebut dengan PBAK dahulu disebut OSPEK merupakan salah satu cara bagi sebuah kampus dalam mengenalkan berbagai kualitas yang dimiliki oleh kampus tersebut kepada mahasiswa baru.

Perubahan istilah yang awalnya bernama Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (ospek) bertujuan untuk menghilangkan kesan negatif yang telah lama melekat. Perubahan istilah ini juga diikuti dengan perubahan sistem pelaksanaan pengenalan kehidupan kampus yang dulunya kerap menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa baru. Sebab, sampai sekarang walaupun telah berganti istilah dengan sistem pelaksanaan yang jauh lebih bisa dikatakan manusiawi tetap saja menimbulkan kesan negatif diantara mahasiswa baru. Padahal, sekarang ini pengenalan kehidupan kampus tidak lagi menerapkan sistem perpeloncoan seperti yang telah banyak disaksikan oleh sejarah.

Tujuan dari kegiatan pengenalan kampus merupakan suatu upaya memperkenalkan mahasiswa baru pada kegiatan kampus. Sehingga, mahasiswa baru akan menjadi lebih cepat untuk beradaptasi dengan kehidupan kampus. Pengenalan kehidupan kampus diadakan bukan sebagai ajang perpeloncoan ataupun ajang untuk tampil “eksis”, namun sebagai ajang perkenalan bagi mahasiswa baru. Oleh sebab itu, perasaan yang muncul haruslah perasaan senang dan bangga dalam menjalaninya, bukan perasaan terpaksa dan tertekan.

Kegiatan pengenalan kehidupan kampus atau yang sejenis merupakan hajat Rektor (lembaga) selaku pimpinan tertinggi Universitas untuk mengenalkan kehidupan kampus sehingga mahasiswa memiliki kesiapan dalam menempuh studinya. Sehingga, segala kebijakan dalam semua unit harus mengikuti ketentuan dari pihak universitas. Dalam kebijakan Universitas diterangkan bahwa terhindar dari berbagai bentuk perpeloncoan, pemaksaaan, pelecehan, kekerasan, pemberian tugas di luar kewajaran (di luar kondisi dan daya jangkau peserta) objektivitas, rasionalitas, dan hubungan insan yang edukatif. Pakaian, kostum, dan atribut mengandung nilai-nilai keterpelajaran dan kewajaran kehidupan mahasiswa kampus. Sehingga akan terhindar dari penggunaan bahan-bahan dan bentuk atribut yang tidak menjunjung tinggi keterpelajaran.

Di alam reformasi pendidikan tinggi yang berbasis kompetensi dan otonomi penyelenggaraan kampus, adanya hal-hal paradoksional dalam penerimaan mahasiswa sebagai warga baru kampus harus diakhiri. Proses perubahan dari pola lama penerimaan mahasiswa sebagai warga baru oleh masyarakat kampus juga dirubah, dari ketentuan yang terikat dengan berbagai peraturan menjadi tindakan kesepakatan atas dasar ketentuan yang telah ada, mengacu pada kaidah kesantunan dan kearifan masyarakat akademis kampus.

Melihat fakta lapangan, maka patut kiranya mempertanyakan kembali pertanyaan-pertanyaan diawal. Bila Pengenalan Kehidupan Kampus tidak berjalan sesuai dengan tujuan awal, lantas siapakah yang patut dipersalahakan? bisa menjadi salah satu sarana dalam pencapaian mahasiswa yang berkualitas baik dari segi intelektual maupun emosional dan spiritual. Bila seseorang memasuki lingkungan yang baru, dibutuhkan waktu sebagai proses beradaptasi. Begitu pula dengan mahasiswa baru. Akan tetapi, bila proses adaptasi ini tidak dibarengi oleh keadaan lingkungan yang mendukung, bisa jadi terjadi pemahaman serta penafsiran yang salah. Seperti halnya bila mahasiswa baru menganggap bahwa kegiatan tersebut tidak lain merupakan ajang senioritas saja, maka tidak ada kesan baik yang ditimbulkan. Bahkan bisa saja kegiatan pengenalan kehidupan kampus yang berlangsung selama ini hanya dianggap membuang waktu, tenaga, pikiran serta biaya saja tanpa ada proses belajar didalamnya.

Maka sebaiknya pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) harus tujuan pada cita-cita PBAK itu sendiri:

1. Menambah wawasan mahasiswa baru dalam penggunaan sarana akademik yang tersedia di kampus secara maksimal.

2. Memberikan pemahaman awal tentang wacana kebangsaan serta pendidikan yang mencerdaskan berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.

3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu belajar di Perguruan Tinggi serta mematuhi dan melaksanakan norma-norma yang berlaku di kampus, khususnya yang terkait dengan Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa.

4. Menumbuhkan rasa persaudaraan kemanusiaan di kalangan civitas akademika dalam rangka menciptakan lingkungan kampus yang nyaman, tertib, dan dinamis

5. Menumbuhkan kesadaran mahasiswa baru akan tanggungjawab akademik dan sosialnya sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.

6. Menanamkan sikap dan prilaku cinta tanah air.

Penulis adalah Dosen pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Samarinda. Am-humas.