SAMARINDA, IAIN NEWS,- Ma’had Al Jami’ah alias Pesantren Kampus (PESKAM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda melaksanakan Focussed Group Discussion (FGD) evaluasi pelaksanaan Pesantren Kampus IAIN Samarinda sekalius persiapan kurikulum dan penerimaan santri baru tahun 2019 di aula Rektorat lantai 3 Kampus II IAIN Samarinda, Jalan HAM Rifaddin, Loa Janan Ilir, Kota Samarinda Rabu 21/01/2019.
Kegiatan FGD ini dibuka langsung oleh Dr. Zurqoni, M. Ag selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan didampingi langsung oleh Wakil Rektor III, Dr. Hj. Noorthaibah, M. Ag dan Direktur Pesantren Kampus Muhammad Nasrun, MPd dalam kesempatan sambutannya ia mengatakan bahwa dengan adanya Ma’had atau Peskam di IAIN Samarinda diharapkan nantinya Mahasiswa mampu memiliki standar kompetensi lulusan yang baik, ia juga menyebutkan bahwa, problematikanya ialah Mahasiswa yang masuk di IAIN Samarinda berbagai macam asal sekolahnya sehingga tingkat pemahaman keagamaannya berbeda dengan Mahasiswa lainnya yang lulusan Pesantren.
”Dengan adanya Ma’had atau peskam di kampus kita IAIN Samarinda tentu harapan kita adalah mahasiswa mampu mencapai standar kompotensi lulusan nantinya, akan tetapi menjadi bagian problem, sebab mahasiswa yang masuk di IAIN Samarinda berbagai macam latar belakang pendidikannya, misalnya ada yang dari SMA dan SMK yang notabenenya mereka tidak belajar keagamaan dan baca tulis Al-Qur’an sebagaimana pembelajaran di Pondok Pesantren”. tutur Wakil Rektor I
Turut hadir dalam FGD Peskam ini ialan Para Wakil Rektor, Dekan dan wakil Dekan, Direktur Peskam, kepala Unit IAIN Samarinda yang terkait serta para staf Pesantren Kampus.
Dalam Focussed Group Discussion (FGD) tersebut Dr. H. Murjani, SH. MHI selaku Wakil Dekan I Fakultas Syariah menilai bahwa jumlah mahasiswa Pesantren Kampus semakin banyak, oleh karena itu ia juga mengatakan bahwa mahasiswa yang mempunyai kemampuan lebih agar dapat diberikan saja syahadahnya dengan persyaratan yang bersangkutan diberikan pengabdian pada mahasiswa lainnya.
“Kita harus sadari bahwa saat ini jumlah pengelolaan mahasiswa peskam semakin banyak, kenapa tidak kemudian mahasiswa yang asalnya dari pesantren dan mempunyai kemampuan lebih tidak diberikan saja sertifikat peskamnya kemudian diberikan kesempatan pengabdian untuk berbagi dengan mahasiwa lainnya, dengan hal demikian mampu memudahkan juga para pengajar yang ada”tutur Dr. H. Murjani, SH. MHI
Selain itu, Dr. H. Murjani, SH. MHI juga mengusulkan agar semua mahasiswa diberikan kesempatan untuk belajar di Asrama yang kemudian digilir setiap tiga bulan, menurut Murjani dengan hal seperti ini, agar mahasiswa bisa lebih merasakan bagaimana menjadi seorang santri dengan penggodokan pengajaran keagamaan.
“Dengan banyaknya mahasiswa di pesantren kampus, maka kenapa kemudian kesempatan tidak diberikan untuk seluruh mahasiswa, misalnya saja kita gilir pertiga bula kemudian, agar semua mahasiswa dapat merasakan bagaimana menjadi santri dan rasa kepesantrenan ini benar-benar terasa diantara mereka, tidak hanya itu aja, mereka juga mendapatkan penggodokan pembelajaran keagamaan di Asrama”, usul Dr. H. Murjani, SH. MHI.#idris