SAMARINDA, IAIN NEWS,- Adanya Covid-19 ini tidak seharusnya menghalangi kita dalam menyambut dan menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Terlebih, sekarang kita dianjurkan untuk Work From Home, kerja dari rumah dan dilarang berkumpul dengan orang dalam jumlah banyak. Kebiasaan berkumpul dengan orang dalam jumlah banyak tersebut identik dengan budaya generasi millenial. Mereka lebih menyukai nongkrong di luar, menggosip, ngerumpi, ngopi (nongki-nongki) bersama, setibanya di rumah kebanyakan mereka menghabiskan waktu dengan main game , nonton YouTube dan rebahan.
Hal ini disampaikan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Samarinda Dina Marinda saat memberikan tausyiah keluarga siaran langsung di saluran Tepian TV, Senin, (13/4/20).
Lebih lanjut Reni Damayanti yang merupakan Mahasiwa FEBI selaku narasumber kedua turut menyampaikan dalam keadaan sekarang yang mengharuskan kita untuk berada di rumah saja, kaum milenial harus menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan kuat.
“keadaan seperti ini memang mengharuskan kita berada di dalam rumah, kaum millenial harus tetap menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat apalagi di tengan wabah Covid-19 ini”. Kata Mahasiswa FEBI itu.
Di tengah wabah pandemi Covid-19 Dina Marinda dan Reni Damayanti menyampaikan beberapa poin penting yang harus dilakukan dan dipersiapkan oleh masyarakat ataupun kaum generasi millenial dengan keadaan tubuh yang masih kuat dalam menyambut dan menjalankan Ibadah puasa bulan Ramadhan diantaranya adalah:
1. Menjaga kesehatan luar dan dalam. Maksud luar dan dalam ini pertama kita menjaga kesehatan kita dari dalam tubuh seperti minum vitamin dan makan-makanan yang bergizi. Kedua dari luar, artinya kita menjaga kesehatan dari luar tubuh kita, seperti memakai masker saat keluar rumah, berolahraga, lebih melakukan hal-hal yang membuat badan bergerak daripada kebanyakan rebahan.
2. Lebih memikirkan plus dan minus-nya disaat kita hanya menghabiskan waktu dengan rebahan, karena generasi millenial ini identik sekali dengan yang namanya rebahan. Setidaknya kita pikirkan lagi waktu yang kita habiskan untuk rebahan itu bisa kita gunakan untuk mengerjakan sesuatu yang lebih bermanfaat, misalnya bisa mengikuti kajian online , membaca buku setidaknya kita masih bisa mendapatkan ilmu dan dilakukan dengan santai.
3. Tetap memperkuat ibadah, walaupun ibadah di masjid sudah dilarang, bukan berarti menghalangi kita dalam melakukan ibadah. Dikarenakan ibadah itu suatu kewajiban, tak ada hal satupun yang dapat menghalangi kewajiban kita dalam beribadah. Kita harus bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebagaimana mestinya.
4. Mulai memberdayakan e-commerce yang positif untuk menunjang kebutuhan kehidupan sehari-hari, misalnya online shop dan ojek online . Dengan adanya larangan untuk keluar rumah maka disinilah peran online shop dan ojek online sangat diperlukan untuk menunjang persiapan bulan Ramadhan, misalnya membeli bahan makanan pokok, membeli baju untuk persiapan lebaran dan lain sebagainya. Secara tidak langsung kita juga membantu perekonomian masyarakat.
5. Mengatur anggaran sesuai kebutuhan, dengan keadaan seperti ini tentu orang lebih berhemat dalam membeli kebutuhan. Terutama untuk kaum millenial yang suka menghabiskan waktu diluar rumah dengan membeli makanan yang cepat saji dan makan diluar rumah dengan keadaan seperti ini semestinya dapat mengurangi anggaran yang hendak dikeluarkan karena untuk makanan akan lebih hemat jika diolah sendiri dirumah.(Humas FEBI)