SAMARINDA, IAIN NEWS,- Kerjasama terkait penyiaran Islam di Bumi Borneo antara Badan Pengurus Islamic Center (BPIC) Kalimantan Timur dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda hingga sekarang terus terjalin kuat. Hal tersebut terbukti saat salah satu dosen IAIN Samarinda yakni Abdul Syakur, Lc., M.H., kembali hadir menyampaikan taushiahnya melalui program Umpat Betakun yang bertajuk Revitalisasi Uswah Hasanah Baginda Nabi Dalam Kehidupan Sehari-hari. Senin (2/11/2020)
Siaran langsung yang dikemas dengan model talkshow melalui studio TV Islamic Center Kaltim tersebut, Ustadz Abdul Syakur sapaan karibnya itu menceritakan awal mulanya muncul istilah maulid Nabi SAW.
“Sebenarnya peringatan maulid ini sudah ada sejak dulu, salah seorang Gubernur dari Irak bernama Muzhaffarudin Al-Kukburi pernah mengumpulkan para ahli ilmu untuk memperingai kelahiran Nabi, dalam rangka menggelorakan hati umat Islam agar kembali mencintai Rasulullah SAW”, jelasnya
“Hal ini terjadi sebab, sebelumnya, umat Islam sudah mulai bergaya hidup hedonis, terlalu banyak memikirkan duniawi hingga lupa tentang akhirat, gampang berkonflik, maka Muzhaffarudin Al-Qakburi mengadakan maulid tersebut pada awal abad ke-7 dengan tujuan menyatukan umat Islam melalui kecintaan kepada Nabi SAW
Dalam rangka merevitalisasi akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari, Abdul Syakur juga mengajak kepada umat muslim agar memahami macam-macam sunnah Nabi SAW.
“Maka supaya akhlak Rasul bisa direvitalisasi kita harus memahami beberapa sunnahnya, pertama, sunnah fi’liyyah adalah sesuatu yang dicontohkan dan dikerjakan langung oleh Nabi, kedua, sunnah qauliyyah adalah sesuatu yang disabdakan meskipun belum sempat dikerjakan Nabi disebabkan karena ada udzur, dan ketiga sunnah taqririyyah adalah sesuatu yang tidak dikerjakan Nabi namun dikerjakan oleh sahabat tapi Nabi tidak melarangnya”, terang Dosen Fakultas Syariah itu
“Hingga Allah SWT menegaskan dalam surah Al-Azhab bahwa dalam diri Rasulullah ada suri tauladan yang baik di setiap sendi kehidupan”, pungkasnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan akhlak Rasulullah yang semestinya di revitalisasi oleh umat Islam. Menurutnya ada beberapa sifat Nabi yang perlu dicontoh dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
“Pertama, sifat adil, Rasulullah SAW selalu berlaku adil baik disaat dia diperlakukan dengan baik maupun tidak, tanpa membedakan latar belakang keluarga hingga Fatimah sebagai putrinya tangannya akan dipotong jika terbukti mencuri. Kedua, tawadhu’, Rasul adalah orang yang sangat rendah hati, Nabi kalau duduk sama rata dengan para sahabat, hidupnya sangat sederhana dan merelakan dunia demi akhiratnya sebagai bentuk zuhud. Ketiga, Nabi punya sifat rahmah, menghadapi segala sesuatu dengan kasih sayang, berdakwah dengan rasa sabar bahkan ketika diperlakukan buruk, Nabi justru berdoa kepada Allah agar umatnya diberikan hidayah olehNya”, tutut Abdul Syakur.#humasiainsmd/r/i/m