Skip to content

Bangun Dakwah dengan Kemandirian Ekonomi, HMPS Manajemen Dakwah Gelar Kuliah Umum

SAMARINDA, IAIN NEWS,- Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen Dakwah (MD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda laksanakan Kuliah Umum secara daring dengan tema “Dakwah Berbasis Kemandirian Ekonomi melalui Sociopreneurship”. Rabu (17/03/2021)

Penyelenggaraan kuliah umum ini bertujuan untuk dapat memberikan wawasan lebih luas dan kemampuan mengintegrasikan dakwah dengan kemandirian ekonomi melalui sociopreneurship.

Kuliah Umum tersebut menghadirkan Umi Waheeda, M.S.I sebagai narasumber yang merupakan Pimpinan Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School. Yayasan tersebut diketahui memberikan fasilitas bebas biaya pendidikan kepada lebih dari 15.000 santri.

Dalam kesempatan tersebut, Umi Waheeda, M.S.I menuturkan bahwa yayasan ini akan terus berlanjut gratis sampai hari akhir dunia untuk melahirkan santri-santri yang shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Di samping itu, penguatan secara ekonomi juga diperlukan untuk keberlangsungan pendidikan dan manfaat bagi yang lainnya.

“Tujuannya tuk mencetak santri sebagai orang alim dari ilmu agama dan umum, harus jadi orang alim seperti Rasulullah SAW., Abu Bakar, Usman, atau Imam Madzhab seperti Imam Maliki dan Hanafi. Mereka semua adalah orang mukmin yang kaya raya, kita membutuhkan orang-orang yang seperti mereka untuk pendidikan kita, untuk dakwah kita.” Ungkap Umi.

Umi menyebutkan tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola suatu perusahaan.

“Ketika mau mengelola suatu perusahaan, Yayasan ataupun pesantren, uang itu dibagi menjadi 3 yaitu operational, invest, , and saving.”

“Seluruh santri diwajibkan menabung demi keperluan membeli kitab, makanan, dan keperluan lainnya sehari 200 ribu rupiah.” Jelasnya.

Perluas kerja sama hingga ke banyak negara di banyak bidang adalah hal yang juga ditekankan oleh Umi dalam bahasannya.

“Yayasan ini juga dipercaya oleh Gubernur Jawa barat karena mampu membuat makanan. Yayasan Nurul Iman dipercaya untuk dapat memberikan pelatihan kepada 6000 pesantren di Jawa Barat, khusus untuk pembuatan makanan.”

“Air minum, juga kerja sama dengan Jepang agar masyarakat bisa memproduksi air yang langsung bisa diminum dari keran. Air itu kemudian bisa memberi minum lebih dari 8000 orang, tanpa sentuhan.”

“Kerjasama dengan Taiwan scholarship juga diadakan untuk mengajarkan bahasa Mandarin. Bahkan mereka mendapat beasiswa di Beijing. Tengoklah, bagaimana sebuah boarding school yang mendukung gratis tadi justru menjadi motivasi bagi Yayasan lainnya.”

“Yayasan juga diberi kepercayaan dari Taiwan tuk memperkuat taekwondo di University Korea, dan bahkan mereka bisa berdakwah dan mengajar mengaji di sekitar masyarakat mereka.”

“Ada pula kerja sama dengan Turki yakni dengan hafidzul Qur’an, mereka belajar dan juga mengajar di tempat di seluruh Dunia.”

“Kerja sama dengan Malaysia juga untuk meningkatkan kemampuan komputer dan teknologi.” Tutur Umi Waheeda tentang jalinan kerja sama Yayasan Nurul Iman. (humas/rh).

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»