SAMARINDA, UINSI NEWS,- Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UINSI Samarinda, Akhmad Nur Zaroni, M.Ag, menjadi narasumber selanjutnya pada program Berkah Ramadhan 1443 H di Masjid SAM Sulaiman UINSI Samarinda, Kamis (7/4).
Ramadhan adalah bulan yang sangat dirindukan umat Islam. Salah satu keutamaan bulan puasa adalah diturunkannya lailatul qadar. Ustadz Zaroni jelaskan secara bahasa lailatul qadar terdiri dari 2 kata, yaitu Laila dan qadar. Dijelaskan bahwa ‘laila’ artinya malam, sedangkan ‘lail’ artinya malam biasa. Tapi jika ‘laila’ artinya malam istimewa.
Pada kesempatan tersebut, Ustadz Zaroni sebutkan bahwa Qadar secara bahasa memiliki banyak makna.
“Qadar bisa diartikan sebagai mulia. Sehingga lailatul qadar disebut malam kemuliaan. Kenapa? Karena banyak kemuliaan yang diturunkan oleh Allah Swt, termasuk diturunkannya Al-Qur’an,” jelasnya.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa orang yang selalu dekat dengan Al-Qur’an juga akan dimuliakan.
“Sebaik-baiknya kalian adalah yang membaca dan mengajarkan Al-Qur’an, apalagi yang mengamalkan dan mentransfer amal itu dikehidupan sehari-hari,” lanjutnya.
Selain dimaknai sebagai mulia, Qadar juga memiliki arti sebagai sempit. Lalu apa hubungannya dengan lailatul qadar? Ustadz Zaroni jelaskan bahwa pada malam itu para malaikat dengan izin Allah Swt. turun ke bumi dengan jumlah yang sangat banyak hingga membuat seakan-akan bumi menjadi sempit.
Kemudian, qadar juga bermakna takdir atau ketetapan Allah, takdir sanawi. Berdasarkan makna tersebut, Lailatul Qadar memiliki beberapa keistimewaan. Ustadz Zaroni mengatakan, “Malam lailatul qadar sangat istimewa. Pertama, Allah Swt. memilih malam ini sebagai malam diturunkannya Al-Qur’an. Kedua, karena pada malam itu lebih baik dari 1000 bulan.”
“1000 bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan. Kita tidak tahu usia kita sampai atau tidak karena rata-rata usia umat Nabi Muhammad SAW adalah sekitar 60 sampai dengan 70 tahun. Berarti kalau lailatul qadar lebih baik dari 1000 bulan, artinya lailatul qadar lebih baik dari pada usia manusia,” jelasnya.
Amal ibadah yang kita lakukan di lailatul qadar lebih baik pahalanya dari ibadah seumur hidup.
“Ketiga, karena pada malam lailatul qadar malaikat turun ke bumi, menyaksikan hamba Allah yang bermunajat dan berdoa untuk mendapatkan lailatul qadar. Pada malam itu juga di sebutkan adanya ketentuan dalam menetapkan nasib atau takdir tahunan.”
“Keempat, Allah Swt. menurunkan keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan hingga terbit fajar. Ada yang mengartikan bukan hanya sampai fajar, tapi sampai tutup usia,” tambahnya.
“Kelima, malam lailatul qadar menjadi istimewa karena khusus hanya diberikan untuk umat Nabi Muhammad Saw.”
Lebih lanjut, Ustadz Zaroni jelaskan dalam menggapai malam lailatul qadar perlu adanya persiapan. Muslim perlu memperbanyak shalat malam dan menghidupkan malam-malamnya dengan beribadah, I’tikaf, memperbanyak membaca Al-Qur’an, dan sedekah.
Tak hanya itu, Dekan FEBI UINSI ini juga tegaskan bahwa amalan tersebut perlu dilakukan mulai dari sekarang dan diharapkan dapat menjadi rutinitas bahkan usai Ramadhan.
Saksikan siaran ulang kajian ba’da zuhur bersama Ustadz Akhmad Nur Zaroni, M.Ag. melalui link https://www.youtube.com/watch?v=yfFHHKfrgXk
(Humas, Ns)