Skip to content

Tausiah Lentera Ilmu, K.H. Mahrus: Ramadhan, Antara Puasa atau Tidak Makan

SAMARINDA, UINSI NEWS,- Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UINSI Samarinda, Dr. K.H. Mohammad Mahrus, S.Ag.,M.H.I. menjadi narasumber pada episode perdana bulan Ramadhan 1443 H siaran program dialog interaktif “Lentera Ilmu” dengan tema “Ramadhan: Antara Puasa atau Tidak Makan” yang bekerja sama dengan TV Islamic Center Kalimantan Timur, Rabu (6/4).

K.H. Mahrus sampaikan ibadah yang dilakukan oleh muslim, khususnya puasa, diharapkan agar bisa mendapatkan hasil yang optimal.Menurutnya, destinasi akhir orang berpuasa tiada lain adalah untuk membentuk pribadi hamba yang memiliki rasa takut pada Allah Swt.

“Tujuan berpuasa adalah untuk membentuk pribadi yang bertakwa dan beriman. Iman disini bukan sekedar percaya adanya Allah, tapi juga iman yang diiringi rasa takut pada Allah Swt, umat yang muttaqien. Oleh karena itu, perlu ada perhatian pada ibadah puasa yang kita lakukan. Syariatnya harus memenuhi ketentuan yang ada.,” ungkapnya.

Dalam melakukan ibadah puasa, ada aturan yang perlu ditaati sehingga dapat membedakan ibadah ini sebagai puasa atau hanya sekedar tidak makan dan minum. Hal ini lah yang akan K.H. Mahrus ulas dan kaji pada tayangan Lentera Ilmu sore itu.

“Puasa wajib harus dimulai dengan adanya niat yang dilakukan malam sebelum dilakukan puasa tersebut. Makna puasa sendiri adalah menahan diri dalam hal-hal yang membatalkan puasa dan membatalkan pahala puasa, dua hal ini harus dijaga,” jelasnya.

“Lalu, apa yang membatalkan pahala puasa? Dari Imam Gozali menjelaskan tingkatan puasa terbagi menjadi tiga, ada puasa umum, puasa khusus, dsan ada puasa orang yang lebih khusus.”

“Saat beruasa yang halal saja, seperti makan dan minum kita tahan, apalagi yang haram. Ini lah yang akan mendidik kita selama berpuasa,” tambahnya.

Tema tausiah sore itu, ‘Antara Puasa atau Tidak Makan’ membahas lebih banyak tentang hal-hal yang akan membatalkan pahala puasa.

“Contoh berpuasa tapi membatalkan pahala puasa salah satunya berhubungan dengan rizki yang haram. Orangnya puasa,sahur juga, kemudian tidak makan dan minum, tapi ketika beraktifitas misal bisnis, jual beli, dan melakukan pekerjaan kantornya dengan berbohong, memalsukan, penipuan dan hal-hal yang dilarang Allah, maka dalam artian ini puasanya tetap jalan tapi dari aspek pahalanya bisa dikatakan tidak mendapatkan apapun. Karena untuk menjaga apa yang diharamkan Allah dia belum mampu,” jelasnya.

Perumpamaan ini untuk menggambarkan situasi dimana seorang muslim kelihatannya melakukan puasa, tapi puasanya hanya sekedar tidak makan dan tidak minum karena tidak mendapatkan pahala dari puasa yang dia lakukan.

Pada kesempatan tersebut, K.H. Mahrus juga jelaskan perjalanan kehidupan manusia senantiasa mengharap ridha Allah Swt. Untuk mendapatkan ridho itu manusia harus berupaya semaksimal mungkin.

Menurutnya, Ramadhan hadir untuk manusia agar dapat menggapai ridha Allah Swt. Oleh karena itulah semua insan sudah selayaknya berupaya semaksimal mungkin untuk memperolehnya dan jangan sampai melewatkan bulan puasa hanya dengan sekedar tidak makan dan tidak minum.

“Jadi perlu kita renungkan, apakah puasa kita ini sudah benar dan sampai pada hakikat puasa atau mungkin hanya menahan haus dan lapar,” ucapnya.

Lebih lanjut, tausiah Lentera Ilmu perdana di bulan Ramadhan 1443 H ini juga membahas tentang tingkatan puasa menurut Imam Ghazali, yaitu puasa umum, puasa khusus, dan puasa paling khusus.

Puasa umum dijelaskan dengan menjaga lapar, dahaga, dan syahwat. Kemudian, puasa khusus tidak hanya menjaga lapar, dahaga, dan syahwat, tapi juga menjaga seluruh anggota tubuh dan menjaga lubang yang ada di tubuh dari semua dosa. Sementara, puasa paling khusus bukan hanya menjaga lapar dan dahaga atau menjaga lubang yang ada di tubuh kita, tapi juga menjaga akal pikiran dan hati untuk selalu mengingat Allah Swt.

Dialog interaktif yang ditayangkan secara live melalui siaran youtube Islamic Center ini dapat disaksikan secara lengkap melalui link

https://youtu.be/hIPli0tXwRA

(Humas)

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»