Skip to content

Kajian Ba’da Zuhur Berkah Ramadhan 1443 H, Dr. Khojir: Kematian Bukanlah Akhir

SAMARINDA, UINSI NEWS,- Dr. Khojir, M.S.I., Wakil Direktur Pascasarjana UINSI Samarinda hadir sebagai narasumber pada kajian ba’da zuhur program Berkah Ramadhan 1443 di Masjid Sultan Aji Muhammad (SAM) Sulaiman Kampus 2 UINSI Samarinda, Senin (11/4).

Tausiah yang berlangsung singkat ini dimulai dengan penjelasan Ustadz Khojir tentang transformasi kehidupan yang bisa dimaknai sebagai perpindahan sebuah kehidupan.

“Transformasi kehidupan artinya perpindahan sebuah kehidupan. Kita mengetahui bahwasanya hidup ini tidak hanya berakhir di dunia, tapi nanti akan berkelanjutan. Apa kelanjutannya? Setelah dunia tentu kita semua tidak akan lepas dari kematian dan hari pembalasan,” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Ustadz Khojir sebut bahwa sebagai muslim tentu tidak sulit untuk meyakini adanya kehidupan setelah kematian. Namun, untuk orang yang tidak beriman tentu memerlukan bukti atas pernyataan tersebut.

“Setidaknya untuk meyakinkan itu ada sebuah riset yang membuktikan betul atau tidak kehidupan setelah kematian itu ada,” tambahnya.

Riset ini dilakukan oleh Prof. Dr. Sam Parnia, peneliti dari Universitas Southampton Inggris. Disebutkan, ia berkeinginan untuk meneliti kehidupan setelah kematian dan melakukan riset ke beberapa rumah sakit kemudian memilih pasien dengan pengalaman mati suri sebagai sampel.

Dari hasil wawancara dengan responden tersebut, didapati beberapa pernyataan yang berbeda.

“Pada saat itu seakan-akan saya sadar dan mengetahui orang disekeliling menangis. Kemudian, seakan-akan saya naik keatas terus sampai ketempat yang sangat terang benderang. Disana semua ditampakan amal saya, mulai dari yang terjelek sampai yang terbaik,” ucap Dr. Khojir ketika menjelaskan hasil wawancara yang didapat Dr. Parina dengan salah satu responden tersebut.

Selain menemui tempat yang terang benderang, ada resonden yang menemui tempat yang gelap, bahkan ada yang merasa seperti ditenggelamkan ke lautan yang dalam.

Menurut Dr. Khojir, sebagai muslim tentu kita akan memandang pernyataan responden tersebut sebagai akibat atas amalnya di dunia.

“Setidaknya, pernyataan sekian banyak responden ini menjadi sebuah bukti adanya kehidupan setelah mati. Oleh karena itu, dalam konteks Islam, sakaratul maut itu ada yang pengalamannya sangat mengerikan, sangat sakit, ada juga yang enjoy, senang, tenang, dan bahagia,” jelasnya.

“Artinya, agar kita mendapat sakaratul maut yang tenang dan damai, kita perlu berdoa dan berusaha. Tidak apa kita sekarang menangis bersusah-susah terlebih dahulu mencari ilmu, mengkaji ilmu, dan beribadah agar nanti bisa mendapatkan sakaratul maut yang tenang dan akhir yang bahagia,” tutupnya.

(Humas, Ns)

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»