Belajar Investasi di Pasar Modal, Galeri Investasi Syariah UINSI Samarinda Jadi Pilihan

SAMARINDA, UINSI NEWS,- Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UINSI Samarinda resmi jalin kerja sama tentang Pendirian Galeri Investasi Syariah Bursa Efek Indonesia di UINSI Samarinda bersama PT. Bursa Efek Indonesia dan PT. Phintraco Sekuritas, Selasa (19/4).

Perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh Rektor UINSI, Direktur Utama PT. Bursa Efek Indonesia, dan Direktur Utama PT. Phintraco Sekuritas ini direncanakan berlaku hingga tahun 2025.

Dalam kurun waktu tersebut, UINSI Samarinda bersama PT. BEI dan PT. Phintraco berkomitmen untuk menyelenggarakan kegiatan pemasyarakatan dan edukasi Pasar Modal melalui Perguruan Tinggi.


Ahmad Syarif, M.Sc., RTA., Dosen FEBI UINSI Samarinda yang juga merupakan Ketua Galeri Investasi syariah (GIS) UINSI jelaskan bahwa GIS adalah wadah atau sarana untuk memperkenalkan Pasar Modal sejak dini kepada dunia akademisi. 

“GIS adalah wadah atau sarana untuk memperkenalkan pasar modal sejak dini kepada dunia akademisi dan masyarakat luas, khususnya segala hal seperti transaksi dan sebagainya yang tentu jika dalam hal syariah berarti harus sesuai dengan konsep syariah juga, termasuk aktifitas di dalam pasar modal tersebut juga harus sesuai konsep syariah,” ucapnya.

“Rencananya Galeri Investasi Syariah ini tidak hanya memperkenalkan pasar modal dalam segi teori saja, tapi juga sampai ke praktiknya,” tambahnya.

FEBI UINSI Samarinda yang terdiri dari Prodi Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah, dan Manajemen Bisnis Syariah tentu akrab dengan pembahasan konsep syariah dalam segi ekonomi. Namun, Ahmad Syarif sebut teori pembelajaran di kelas saja belum cukup untuk mencetak lulusan Sarjana Ekonomi yang handal, perlu ada pemahaman analisa dan praktik didalamnya. Hal ini lah yang disebutnya menjadi salah satu motivasi pendirian GIS di UINSI Samarinda.

Lebih lanjut, Ahmad Syarif sebut kedepannya melalui Galeri Investasi Syariah di UINSI ini akan menyediakan real time information untuk belajar menganalisa aktivitas perdagangan saham dan juga diharapkan dapat menjadi jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan beserta praktiknya di pasar modal.

“Rencananya melalui GIS ini akan menyediakan real time data untuk mahasiswa bisa belajar menganalisa aktivitas saham, sehigga UINSI bisa menghasilkan lulusan yang memahami teori sekaligus praktik,” ucapnya.

“Bersama GIS, mahasiswa jadi bisa mengetahui seluk beluk, struktur pasar modal, siapa yang berperan dan sebagainya. Untuk memulai hal ini, FEBI UINSI memiliki kelompok studi bidang pasar modal beranggotakan para mahasiswa yang dinamakan Kelompok Studi Pasar Modal dibawah naungan GIS UINSI. Melalui kelompok belajar ini mahasiswa bisa mendapat informasi seluas-luasnya tentang aktivitas pasar modal, apalagi saat ini marak investasi bodong disekitar kita,” jelasnya.

Dosen yang tersertifikasi BNSP sebagai analis bidang pasar modal ini sampaikan bawah GIS tidak hanya menjadi wadah belajar bagi mahasiswa, namun juga membuka kesempatan bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan UINSI hingga masyarakat umum yang ingin belajar tentang pasar modal. Ahmad Syarif sebut GIS merupakan tempat bagi semua orang yang ingin mengatahui atau berkecimpung di dunia investasi.

“Melalui GIS, kami juga akan mengajarkan tentang bertransaksi langsung melalui SOTS, syariah online trading system,” ucapnya.

Dilansir dari idx.co.id, Shariah Online Trading System (SOTS) adalah sistem transaksi saham syariah secara online yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal. SOTS dikembangkan oleh anggota bursa sebagai fasilitas atau alat bantu bagi investor yang ingin melakukan transaksi saham secara syariah.

Pada kesempatan tersebut, Ahmad Syarif menambahkan PT. Phintraco Sekuritas dipilih sebagai mitra karena salah satu keunggulannya memiliki SOTS sendiri yang bernama Profits Syariah.

“Aplikasi Profits Syariah yang mereka punyai ini terkait dengan investasi dan trading saham. Biaya transaksi dan fee nya murah, sesuai kantong mahasiswa. Fee beli nya hanya 0.15 persen dan biaya jualnya hanya 0.25 persen. Jadi cukup terjangkau untuk mahasiswa,” jelasnya.

“Selain itu, setoran awalnya ringan hanya Rp100 Ribu. Jika ingin membuka rekening efeknya juga cukup mudah, bisa online maupun offline. Secara online bisa langsung membuka website nya, namun jika ingin mendaftar melalui offline cukup dengan KTP, buku tabungan, NPWP, dan dokumen persyaratan yang perlu diisi,” tambahnya.

Untuk memaksimalkan peran Galeri Investasi Syariah, tidak dipungkiri membutuhkan dukungan sarana dan prasarana dari lembaga. Ahmad Syarif sebut untuk mewujudkan real time information terkait saham tadi memerlukan beberapa unit komputer, tv lcd yang bisa terkoneksi secara real time dengan info saham, dan running teks yang berfungsi untuk melihat pergerakan IHSG.

“Goal-nya ingin memiliki sarpras yang baik, karena kita punya tujuan untuk menjadi unggul minimal di Kalimantan Timur dalam hal GIS. Lebih-lebih menghadapi IKN, harapannya bisa unggul di taraf nasional. Tapi untuk mewujudkan itu perlu SDM yang cukup banyak dan untuk memiliki SDM yang sesuai perlu dibarengi dengan sarpras yang baik dan dukungan dari seluruh stakeholder”.

Untuk lebih mengenalkan GIS, rencananya GIS UINSI Samarinda dan FEBI UINSI Samarinda akan mengadakan lomba serta event terkait edukasi pasar modal. Selain itu, GIS UINSI Samarinda akan terus ikut berkontribusi luas terhadap komitmen awal, yaitu mencerdaskan bangsa melalui edukasi investasi syariah ini.

“Ada passive income dan active income, investasi syariah ini lah yang kita sebut sebagai salah satu passive income. Sosialisasi terkait pasar modal dan seperti apa passive income itu perlu terus kita suarakan agar bisa menarik minat calon investor untuk bergabung di pasar modal dan sekaligus membangun antusiasme sivitas akademika khususnya mahasiswa untuk turut serta, juga tentu masyarakat secara umum.” tambahnya.

“Literasi keuangan syariah memang masih cenderung rendah. Jadi, tidak dipungkiri banyak tantangan untuk bisa menarik minat masyarakat,” tutupnya.

(Humas, Ns)

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»