PIAUD Pascasarjana UINSI Selenggarakan Seminar Internasional

AKADEMIA, Berita697 views

SAMARINDA, UINSI NEWS,- Program Studi Magister Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Pascasarjana UINSI bekerjasama dengan Kolej University Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU SB) selenggarakan Seminar Internasional dengan tema “Pengembangan Guru Ditinjau dari Teori Level Emosi dan Kesadaran” secara hybrid, luring di Kampus 1 UINSI dan daring melalui zoom meeting, Rabu (30/11).

Pada kesempatan tersebut, Dr. H. M. Tahir, S.Ag., M.M. Direktur Pascasarjana UINSI Samarinda sampaikan rasa syukur atas terselenggaranya Seminar Internasional ini.

Dr. Tahir juga apresiasi Kepala Program Studi Magister PIAUD, Dr. Siti Nor Asiah, M.Pd., yang menjadi salah satu inisiator terselenggaranya Seminar Internasional dengan KUPU SB ini.

“Pasti yang utama rasa syukur pada Allah, sehingga kegiatan ini insyaallah bisa dilakukan dengan baik. Terima kasih kepada seluruh panitia dan pengganggas acara baik di UINSI maupun di Seri Begawan. Terima kasih kepada Ibu Siti Nor Asiah sebagai salah satu inisiator hingga acara ini bisa berhasil diselenggarakan,” ucapnya.

Tidak jauh dari peringatan Hari Guru pada tanggal 25 November 2022 lalu, Dr. Tahir sebut seminar ini akan membahas tentang guru dan perannya yang luar biasa dalam dunia pendidikan.

“Guru punya peran yang sangat penting dalam mempersiapkan kader-kader dan generasi muda mendatang. Bahkan guru sudah melakukan tugas ini mulai sejak dari dasar bahkan dari taman kanak-kanan melalui pendidikan usia dini,” lanjutnya.

“Melalui seminar ini kita akan bersama-sama berdiskusi tentang kompetensi guru dan perannya dalam mendidik anak bangsa. Harapannya seminar ini akan dapat menambah ilmu kita dalam mendidik peserta didik,” tutupnya.

Menyambung apa yang disampaikan Dr. Tahir, Yang Mulia Dr. H. Adanan bin Haji Basar selaku Ra’es KUPU SB Brunei Darussalam berikan tips pada calon guru dan dosen agar selau ceria dan senyum walau sedang bersusah hati.

“Senyum adalah sedekah dan senyum dapat menyejukan hati. Akhlak mulia itu dilihat dari senyuman, sapaan, dan salaman. Melalui senyuman, sapaan, dan salaman ini kita menunjukan keterbukaan kita untuk merespon sekitar kita, untuk merespon anak didik kita,” jelasnya.

Dalam keynote speech nya, Dr. Adanan juga ingatkan seorang guru harus memiliki sifat amanah, sidiq, tabliq, dan fatanah. Dr. Adanan juga berpesan agar guru dapat mengkaitkan materi-materi pelajaran dengan isu-isu yang sedang hangat di masyarakat, sedekat mungkin dengan real life situation.

Sepaham dengan Dr. Adanan, Rektor UINSI Prof. Dr. H. Mukhamad Ilyasin, M.Pd., juga sebutkan pentingnya interaksi langsung antara guru dan peserta didik.

“Secanggih apapun teknologi masih ada kelemahan-kelemahannya dalam dunia pendidikan. Selama pandemi pendidikan memang bisa berjalan dengan baik dan efektif, tapi kalau mau jujur ada hal-hal yang hilang karena tidak adanya interaksi langsung. Seperti yang Dr. Adanan sampaikan tadi, tidak ada ramah tamah saling sapa atau saling senyum,” ucapnya.

Pendidikan saat ini menekankan guru untuk tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tapi juga menekankan pembentukan karakter bagi peserta didik, sehingga interaksi langsung dirasa penting untuk mewujudkan hal tersebut.

“Anak-anak ada yang sifatnya terbuka, pendiam, super lincah, dan sebagainya. Inilah tugas kita sebagai guru untuk bisa mendidik anak bagaimanapun karakternya,” ucapnya.

“Didiklah anakmu sesuai jaman. Kita harus yakin tidak ada manusia yang sama. 1000 orang 1000 sidik jari, 10 orang 10 karakter. Perbedaan adalah sunatullah dan keberagaman itu indah. Oleh karena itu, bicara dalam konteks sosialogi, tugas kita bukan menyatukan, tapi bagaimana kita bisa hidup ditengah-tengah keberagaman itu,” tegasnya.

Lebih lanjut, Prof. Ilyasin juga himbau para guru untuk dapat melakukan pengajaran dengan penuh cinta dan keikhlasan apapun karakter peserta didik yang dihadapi.

“Seperti yang disampaikan Dr. Adnan tadi tentang senyuman, cinta, dan perhatian. Itu lah yang kita sebut sebagai hidden curiculum dalam pendidikan. Apabila ustad dan ustadzah bisa mendidik dengan cinta, insyaallah pembelajaran bisa menjadi efektif karena yang lainnya akan mengalir. Dengan perhatian, anak didik diharapkan bisa terbuka untuk memaksimalkan potensi diri,” jelasnya.

“Semoga kita semua bisa mengambil hikmah atas diakusi di seminar ini,” tutupnya.

Seminar Internasional ini menghadirkan 4 orang narasumber, yaitu:

1. Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag. (Wakil Rektor 1 UINSI Samarinda)
2. Dr. Hj. Robingatin, M.Ag. (Dosen Prodi Magister PIAUD Pascasarjana UINSI Samarinda)
3. Yang Mulia Prof. Madya Dr. Muhd. Zahiri bin Awg Mat (Dekan Fakulti Pendidikan KUPU SB Brunei Darussalam)
4. Yang Mulia Prof. Madya Dr. Mohd. Shahril bin Ahmad Razimi (Profesor Madya, Fakulti Pendidikan Sains Kemasyarakatan KUPU SB Brunei Darussalam)

Seminar yang diikuti oleh lebih dari 230 peserta ini dipandu dan dimoderatori oleh Suheni, M.Pd, Alumni Prodi Magister PIAUD Pascasarjana UINSI Samarinda.

Saksikan siaran ulang Seminar Internasional ini melalui link youtube https://youtu.be/I8OWHPb3V9U

(humas/ns)