Hati Senang, Begawi Nyaman: Menuju Kampus dengan Peringkat Internasional melalui Pemutakhiran Data E-Library

Kegiatan30 views
SAMARINDA, UINSI NEWS,- Workshop Literasi Perpustakaan dengan tema “Pemutakhiran Data E-Library dan Sinkronisasi Repositori Berbasis D-Space” oleh Hidayatul Muttaqien, S.Kom., M.I.Kom. yang diselenggarakan di Lt. 1 Perpustakaan UINSI Samarinda.

Kepala Perpustakaan Andi Muh. Rajanuddin, M.I.Kom. menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan komponen penting Perpustakaan yang berperan penting dalam Webometrics.

“Perpustakaan kita ini ibarat mesin ada yang kurang, beberapa komponen perlu dibenahi agar mesin bisa berjalan lancar. Repositori menjadi salah satu komponen penting untuk Webometrics Kampus, jadi dalam hal ini repositori perlu ditingkatkan lagi agar Perpustakaan kita bisa bergerak lebih maksimal dengan sistem yang andal,” ujarnya.

Prof. Abzar Duraesa membuka acara secara resmi dan menyampaikan bahwa Perpustakaan UINSI Samarinda berhasil menciptakan hal baru untuk memaksimalkan daya tarik dan minat baca di Perpustakaan.

“E-Library itu poin utamanya bisa memanfaatkan apa saja untuk memberikan kemudahan akses membaca dan pencarian sumber baca. Sehingga dalam hal ini Perpustakaan berhasil mengkreasikan ruangan dan memanfaatkan sumber daya secara maksimal untuk meningkatkan kualitas layanan Perpustakaan,” ungkap WR III.

“Untuk mencapai internasionalisasi, kita harus melalui digitalisasi dan sinkronisasi. Pelan-pelan kita jalani agar Webometrics UINSI bisa meningkat kedepannya melalui repositori,” imbuhnya.

Narasumber hari itu, Hidayatul Muttaqien menyampaikan bahwa digitalisasi bersifat holistik, dari SDM, infrastruktur, hingga media dan jaringannya harus berjalan seimbang.

“Masing-masing SDM memiliki self leadership untuk membentuk happiness team, sekitar 15-20 persen ketika anggota memiliki happiness ketika bekerja, jadi mereka memiliki kesadaran untuk bergerak sendiri. Hati senang begawi nyaman,” ujar pemateri.

“Fully integrated itu sampai ke bandwidth per-ruangan, kalau satu ruangan itu memiliki kecepatan yang mumpuni, paling tidak 1 gigabyte, semua media dan akses, termasuk ruangan belajar yang terdigitalisasi akan terkendali.”

“Infrastruktur pasti akan membutuhkan kekuatan finansial, software ada orangnya tinggal dibuat, sehingga transformasi digital itu yang paling penting SDMnya, happiness team, kalau ada alatnya tapi SDM tidak bisa jadinya tidak berjalan maksimal, atau ada SDMnya tapi tidak memiliki kenyamanan dalam bekerja juga tidak maksimal.” (humas/rh).