Rektor UINSI Samarinda Prof. Ilyasin membuka secara resmi program Berkah Ramadhan 1444 H dan berpesan agar selalu bersyukur terhadap waktu dan kesempatan, termasuk kepada orang tua.
“Motivasi masyarakat Indonesia untuk selalu pulang, mudik, atau ziarah ke makan orang tua, termasuk birrul walidain. Prof. Nasir menyampaikan kepada saya, bahwa dalam kata wa bil waa lidaini ihsana, ada kata bil dengan menggunakan huruf ba, bukan lam, sama dengan bi ‘abdihi laila dalam pembuka surah Al-Isra. Menggunakan huruf ba, itu lebih tinggi maknanya, jadi berbuat baik kepada orang tua bukan hanya secara finansial saja, tetapi juga bil jasadi, hadir secara fisik untuk berbuat baik kepada orang tua.”
H. Bunyamin, Lc., M.Ag. hadir dalam kegiatan tersebut memberikan ceramah agama dalam agenda pembukaan program Berkah Ramadhan 1444 H.
“Bilamana kegiatan kita di bulan Ramadhan ini berlanjut, maka itu tandanya berkah, ibadah yang kita lakukan masih kita lakukan meski sudah bukan di bulan Ramadhan.”
“Ada kata hikmah dari Ibnu at-Thailah, keinginanmu untuk lepas dari kesibukan dunia sementara Allah menempatkanmu berurusan dengan dunia itu termasuk hawa nafsu yang tersembunyi. Keinginanmu berurusan dengan duniawi, sementara Allah menempatkanmu untuk mundur dari duniawi itu berarti Allah melepaskanmu dari duniawi.”
“Manusia kadang-kadang merasa hebat di depan Allah, mungkin dari ilmunya, dari ibadahnya, padahal itu nikmat dari Allah SWT. atau bahkan ujian untuk menguji rasa syukur dan keikhlasan. Keikhlasan manusia itu cara kerjanya ada dua macam untuk bertemu dengan Allah, yakni melalui pintu sebab dan pintu musabbibul asbab.”
“Maksudnya, benar menjalankan perintah Allah, sholat, zakat, betul. Namun, ada hal yang perlu kita perhatikan juga, yaitu tugas-tugas lain yang Allah berikan. Tugas kuliah, tugas mengajar, itu bisa jadi salah satu hal yang menyebabkan seorang hamba masuk surga-Nya Allah, karena itu tanggung jawab. Ada jalur yang harus dilalui, benar pintu pertama adalah dengan ibadah kepada Allah, tapi ada pintu-pintu lain yang harus dilalui. Oleh sebab itu, sebab-sebab itu harus dilaksanakan juga dengan baik, rajin ibadah, tapi istri anaknya tidak dinafkahi.”
“Amalan setiap orang berbeda-beda tergantung dari kondisi orang tersebut, bisa jadi dia memperbanyak mengaji karena dia tidak mengikuti kajian-kajian, atau bisa jadi dia memperbanyak kajian karena mengajinya masih belum lancar. Intinya adalah, memanfaatkan waktu dan berharap keberkahan kepada Allah SWT.”
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Pimpinan, Direktur Ma’had Al-Jami’ah, dan seluruh mahasantri UINSI Samarinda. (humas/rh).