SURABAYA, UINSI NEWS,- Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda Prof. Dr. H. Mukhamad Ilyasin, M.Pd. dan Wakil Rektor 1 Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag. bersama Wakil Rektor 2 Prof. Dr. Zurqoni, M.Ag. hadiri pembukaan The 22nd Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2023 yang diselenggarakan di UIN Sunan Ampel tanggal 2-5 Mei 2023.
Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2023 yang mengangkat tema “Recontextualizing Fiqh for Equal Humanity and Sustainable Peace” berbeda dibandingkan dengan gelaran pada tahun-tahun sebelumnya. Dirjen Pendidikan Islam, Ali Ramdhani, dalam sambutannya dihadapan Menag Yaqut dan undangan yang hadir saat pembukaan AICIS 2023 di Sport Center UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut sampaikan ada beberapa hal baru yang disiapkan dalam AICIS 2023.
Dilansir dari laman kemenag.go.id., salah satu hal baru yang muncul pada pelaksanaan AICIS tahun ini adalah adanya kolaborasi dengan Lembaga Jurnal Terindeks Scopus dari PTKIN di Indonesia.
“Baru pertama kali ini, penyelenggaraan AICIS berkolaborasi dengan 10 Jurnal PTKI Terindeks Scopus dari 55 Jurnal Terindeks Scopus yang mendaftar sebagai mitra AICIS. Sebagai tindak lanjutnya, naskah yang terpilih yang dipresentasikan, selanjutnya akan dikelola sesuai standar penanganan naskah jurnal, dan akan dipublikasikan di Jurnal terindeks Scopus,” ujar Ali Ramdhani, Selasa (2/5/2023) malam.
Selain itu, dalam rangka mendukung program transformasi digital Kementerian Agama, penyelenggaraan AICIS 2023 dilandasi oleh spirit dan mindset digital, sehingga semua aspek penyelenggaraan berbasis digital. Seluruh produk yang dihasilkan dari AICIS terutama Manual Book dan kumpulan Abstrak Papers dapat diakses melalui Aplikasi Pusaka Superapps.
“AICIS bukan sekedar forum akademik yang eksklusif dan teoretik, tetapi AICIS menjadi bagian dari forum akademik yang merumuskan berbagai solusi atas tantangan riil pada permasalahan-permasalahan nyata kemasyarakatan,” tegasnya.
Menyambung apa yang disampaikan Dirjen Pendis dalam sambutannya, Menag berharap AICIS ke-22 ini membahas Fikih hubungan muslim dengan non muslim berdasarkan konteks Islam. Gus Men, panggilan akrab Menag, menilai tema ini sangat penting dan menarik sebab relevan dengan apa yang sedang dihadapi saat ini.
“Saya berharap diskusi dalam forum AICIS ini dilakukan secara serius, utamanya Fikih terkait hubungan antara muslim dan non muslim. Fikih tentang status kafir dan non kafir. Sambil terus menggali dan memecah kebekuan Fikih vis a vis realitas sosial untuk dibahas pada forum-forum selanjutnya,” sambung Menag.
Menag juga berharap topik yang dibahas dalam AICIS relevan dan kontekstual dengan kebutuhan.
Forum AICIS ke-22 ini juga disebut menampilkan 180 paper pilihan yang terbagi menjadi 48 kelas paralel. Selain diikuti para ahli fikih dari kalangan pesantren, forum ini juga menghadirkan cendekiawan muslim internasional. (Humas/Kemenag/ns)