SAMARINDA, UINSI NEWS,- Seminar Internasional dengan tema “Tantangan Perguruan Tinggi Indonesia di Era Global dan Teknologi Pintar” di Auditorium 22 Dzulhijjah UINSI Samarinda yang diselenggarakan pada Kamis (3/8) kemarin menghadirkan pembahasan menarik tentang neuroscience dan Golongan Darah.
Bersama narasumber Eva Dipanti Tumba, Founder ABO Center Indonesia, peserta Seminar Internasional diajarkan untuk memahami karakter diri berdasarkan gen dan golongan darah. Menurut Eva, pemahaman akan gen dan golongan darah dapat mempermudah pemahaman tentang cara belajar dan tingkat kecerdasan seseorang.
“Ada satu rahasisa yang mau saya sharing supaya kita paham bahwa gen itu terdownload dan terbentuk dari Ibu, oleh karena itu ibu-nya harus cerdas,” ucap Eva.
“Kita perempuan lah yang membawa kromosom kecerdasan, kehamilan adalah pondasi penting untuk kecerdasan anak. Gen adalah nature suatu fitrah sesuatu yang dibawa sejak lahir,” jelasnya.
“Guru-guru kita belum semua punya perspektif untuk belajar tentang gen. Padahal ketika kita tahu golongan darah nya kita bisa membaca 50% wataknya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Eva jelaskan sebelum menginjak dewasa karakter anak dan bakat alaminya didominasi sesuai golongan darahnya. Namun, beranjak dewasa banyak faktor eskternal yang dapat mempengaruhi karakter dan watak seseorang.
Pendekatan ini merupakan salah satu alternatif untuk dapat menentukan metode belajar bagi peserta didik.
Menariknya, pendekatan melalui pengenalan golongan darah ini juga diterapkan saat kejuaraan SEA Games 2023 lalu.
Dikutip dari media online tekstual.com, Timnas Indonesia U-22 meraih medali emas SEA Games 2023 usai kalahkan Thailand 5-2 di Stadion Olimpiade, Phnom Penh, Kamboja. Prestasi tersebut sekaligus memecahkan puasa gelar Timnas selama 32 tahun lamanya, setelah kali terakhir mendapatkan emas pada SEA Games 1991.
Tentunya, keberhasilan ini tak lepas dari sentuhan tangan dingin Coach Indra Safri yang memang terkenal selalu mencetak pemain muda potensial. Namun, tak banyak yang tahu bahwa salah satu kunci keberhasilan timnas sepak bola U-22 racikan Coach Indra ini adalah menempatkan posisi pemain hanya lewat golongan darah.
Eva Dipanti yang juga Konsultan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) pun meminta daftar posisi pemain beserta golongan darah. Dari 50 mereka menyeleksi menjadi 20 pemain. Ia melihat di lini belakang sangat lemah. Meski di lini depan diisi golongan darah yang begitu agresif.
Keberhasilan pemetaan pemain sepak bola berdasarkan golongan darah dirasa dapat diadaptasi di dunia pendidikan.
Untuk bergerak maju menjadi Global Recognition University, tentu penting untuk dapat memahami kelemahan dan kekuatan diri, menyusun strategi dan perencanaan dengan memaksimalkan potensi SDM yang ada.
Diakhir sesi Seminar Internasional ini, Eva Dipanti pun pertontonkan sebuah eksperimen sosial pemecahan masalah berdasarkan golongan darah dari anak-anak di sebuah sekolah yang ada di Jepang.
“Darah adalah fasilitas gratis dari tuhan, harus dimanfaatkan semaksimal mungkin supaya kita bisa menukan jati diri kita,” ucapnya. (Humas/ns)