HMJ Ilmu Syariah Fakultas Syariah UINSI Samarinda sukses selenggarakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H dengan tema “Penguatan Keimanan dengan Meneladani Akhlak Rasulullah untuk Menjadi Mahasiswa yang Cerdas dan Ber-akhlakul Karimah di Lingkungan Kekeluargaan” di Auditorium 22 Dzulhijjah, Senin (16/10).
Kegiatan ini menghadirkan Ustadz Taufiq Efansyah, S.Ag. sebagai penceramah. Ustadz Taufiq diketahui sebagai bagian dari Keluarga Besar UINSI Samarinda karena merupakan alumni UINSI Samarinda.
Dalam sambutannya, Dr. Iskandar, M.Ag., Wakil Dekan I FASYA, sampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh HMJ Ilmu Syariah ini menjadi penghantar kepergian bulan Rabiul Awal.
“Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw hari ini yang diselenggarakan oleh mahasiswa yang tergabung dalam HMJ Ilmu Syariah berharap akan menjadi bagian penting bagi kita untuk mengingat kembali dan mengambil pelajaran penting dari Nabi Muhammad saw. Berharap hari ini menjadi momen untuk bercermin dari keperibadian beliau yang paripurna,” ucapnya.
“Kita berasal dari kampus Islam, satu-satunya UIN di Kaltimtara, kita bisa menjadi pribadi yang memiliki kualitas yang paripurna sebagaimana yang Rasullulah contohkan, memiliki akhlak mulia, tidak terjebak kedalam budaya tradisi jahiliyah, kita berharap menjadi manusia cerdas secara intelektual dan cerdas secara religius. Kita kuliah untuk ilmu, tapi jangan lupakan bagaimana kita mengupayakan nilai spiritual kita untuk tumbuh berkembang dengan baik,” lanjutnya.
WR III UINSI, Prof. Dr. H. M. Abzar Duraesa, M.Ag. sebut peringatan Maulid Nabi Muhammad saw merupakan satu agenda rutin yang selalu dirayakan oleh umat Islam. Prof. Abzar juga sebut kegiatan ini kembali mengingatkan kita untuk meneladani Nabi Muhammad saw. yang diutus untuk menyempurnakan akhlak.
“Jadi perhatian kita, kenapa Nabi Muhammad saw tidak diutus untuk menyempurnakan ilmu tapi malah menyempurnakan akhlak. itu artinya bisa dikatakan akhlak menjadi diatas segala-galanya. Setinggi apaun sehebat apapun sepintar apapun, sebagai pengikut nabi jika tidak mengedepankan akhlak yang mulia maka saat itu nilai kita anjlok. Akhlakul kharimah.” tekannya.
Prof. Abzar jelaskan keutamaan Nabi Muhammad saw untuk menyempurnakan akhlak tersebut bukan berarti beliau tidak membawa ilmu.
“Ketika seseorang sudah memiliki akhlak yang muliua, takzim kepada semua kepada siapapun yang harus menaruh hormat dengan nilai akhlakul kharimah, maka Allah SWT akan memancarkan nur-nya kepada hamba yang memiliki akhlakul kharimah,” jelasnya.
“Ilmu adalah cahaya, cahaya Allah tidak akan memasuki hamba yang berdosa. Mengingkari akhlakul kharimah, meniadakan akhlakul kharimah dalam diri kita sama dengan perbuatan dosa,” sambungnya. (Humas/ns)