Isna Maulida Mandini dan Pangeran Gumirat Barna Alam Bedah Moderasi Beragama di Paseban

Berita120 views

KUNINGAN, UINSI NEWS,- Isna Maulida Mandini, mahasiswi UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir, yang merupakan peserta KKN Moderasi Beragama  melakukan kunjungan istimewa ke Paseban, sebuah tempat sakral bagi masyarakat Adat Sunda Wiwitan.

Dalam kunjungan tersebut, Isna berkesempatan berdialog langsung dengan Pangeran Gumirat atau yang akrab dipanggil Rama Anom, salah satu tokoh penting dalam komunitas adat Sunda Wiwitan, untuk membahas isu hangat mengenai moderasi beragama.

Paseban, yang terletak di Kecamatan Cigugur Kuningan, dikenal sebagai pusat spiritual bagi penganut Kepercayaan Adat Sunda Wiwitan. Tempat ini seringkali menjadi saksi bisu berbagai perbincangan mendalam tentang nilai-nilai luhur, adat istiadat, dan keyakinan. Kunjungan Isna kali ini menjadi momen berharga untuk memperkaya pemahaman tentang moderasi beragama dalam perspektif Kepercayaan Sunda Wiwitan.

Dalam perbincangan yang berlangsung hangat dan penuh keakraban, Isna dan Rama Anom membahas berbagai aspek moderasi beragama. Rama Anom menjelaskan bahwa moderasi beragama dalam konteks Masyarakat Sunda Wiwitan berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan penghormatan terhadap perbedaan. Beliau menekankan pentingnya hidup berdampingan secara damai dengan pemeluk agama lain, serta menjaga keutuhan alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

“Didalam manuskrip Pangeran Sadaya Madrais Alibasa terdapat 1600 lembar yang berisi amanat, patuah, wejangan baik hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, hubungan manusia dengan Maha Pencipta dan lain-lainnya,” ujar Rama.

Isna, yang mengaku tertarik pada isu-isu keagamaan dan keberagaman, merasa sangat terkesan dengan penjelasan Rama Anom. “Saya baru menyadari bahwa moderasi beragama itu sangat penting, tidak hanya bagi masyarakat Sunda Wiwitan, tetapi juga bagi seluruh umat manusia,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Isna dan Rama Anom juga membahas tantangan dalam mengimplementasikan moderasi beragama di tengah masyarakat. Mereka sepakat bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya moderasi beragama, serta menangkal paham-paham radikal yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

“Peran generasi muda sangat penting dalam menjaga keberagaman dan mewujudkan moderasi beragama. Kita harus aktif terlibat dalam berbagai kegiatan yang mempromosikan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati,” lanjutnya.

Di akhir pertemuan, Isna dan Rama Anom saling bertukar pikiran mengenai langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mempromosikan moderasi beragama. Mereka sepakat untuk terus menjalin komunikasi dan kerja sama, serta mengajak masyarakat luas untuk ikut serta dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif dan toleran. Diakhir Rama menyampaikan bahwa Upacara Seren Taun menjadi ajang Kolaborasi Budaya Nusantara atau Spritual yang memberikan pesan-pesan moral bukan hanya sebatas tontonan tapi tuntunan moral yang dapat diterima secara universal.

Kunjungan Isna ke Paseban dan perbincangannya dengan Rama Anom menjadi sebuah contoh nyata bagaimana dialog antaragama dapat memperkaya pemahaman dan memperkuat tali persaudaraan. Semoga kisah ini dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih terbuka dan saling menghargai. (HUMAS/Isna Maulida Mandini/ns)

Related Posts

Don't Miss