Syair lagu :
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali
Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sehat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
Lagu ini pernah populer, dinyanyikan oleh kelompok Nasyid Raihan. Tentu saja lagu ini tercipta dari hadis Rasulullah SAW yang memerintahkan kepada umatnya untuk memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya. Dari Ibnu ‘Abbas RA, suatu ketika Rasulullah SAW pernah menasehati seseorang :
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrok 4: 341).
Dari teks hadis diatas penulis fokus kepada pesan Rasulullah SAW yang pertama agar memanfaatkan “ masa mudamu sebelum datang masa tuamu”. Sehubungan peringatan hari Sumpah Pemuda ke 96, yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober.
Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, menjelaskan maksud kalimat “masa mudamu sebelum datang masa tuamu” adalah agar manusia benar-benar memanfaatkan waktunya untuk taat kepada Allah SWT sebelum datang kepayahan atau masa tua.
Masa muda disebut dengan generasi emas, mengapa ? karena masa muda adalah generasi masa depan sebagai sumber daya manusia yang perlu mendapat perhatian serius dalam era globalisasi saat ini dan generasi emas mempunyai peran yang sangat strategis dalam mensukseskan pembangunan nasional.apun masa tua menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah lanjut usia yakni tahapan masa tua pada perkembangan individu dengan batasan usia 60 tahun ke atas, jadi lanjut usia atau lansia ialah seorang laki-laki ataupun perempuan yang usianya melebih 60 tahun.
Lansia menurut WHO meliputi : usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 tahun sampai 59 tahun. lanjut usia (elderly) yaitu usia 60 – 74 tahun. lanjut usia tua (old) yaitu antara 75 – 90 tahun.
Penulis sendiri saat ini berada di middle age, tepatnya 25 Oktober 2024 beberapa hari lalu berusia 54 tahun, usia yang tentunya tak muda lagi. Namun penulis pernah membaca tulisan Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A, di BanjarmasinPost yang berjudul “Usia Takkan Bohong”, beliau berpesan sudah selayaknya semakin menua usia kita, semakin berusaha kita mengisi hidup ini sebaik-baiknya, dengan cara mengerjakan apa saja yang kita yakini bernilai dan berharga sehingga kita dapat meraih hidup yang bermakna. Petunjuk tentang ini antara lain dikatakan Alqur’an,
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu merugi, kecuali orang-orang yang beriman, berbuat baik dan saling mengingatkan tentang kebenaran, dan saling menguatkan tentang kesabaran” (QS 103). Selebihnya, usia tua itu wajib disyukuri sebagai anugerah karena cukup banyak orang yang mati di usia muda. Di sisi lain, ketuaan sebagai penurunan stamina fisik harus diterima apa adanya. Orang boleh saja bersilat lidah, bahwa tua hanya usia, tetapi semangat tetap muda.
Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan bahwa yang disebut dengan pemuda adalah mereka yang berusia 16 sampai dengan 30 tahun. Menurut data BPS, negara kita pada pertengahan 2024 ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 281.603.800 jiwa dan negara kita menjadi nomor empat terbanyak penduduknya di dunia. Total penduduk Indonesia meningkat sebanyak 2.907.600 jiwa dari tahun sebelumnya. Ada fakta menarik bahwa sebanyak 53,81% adalah generasi Milenial dan Generasi Z, yang tentu notabene adalah pemuda yang memiliki usia sangat produktif. Apalagi Indonesia 2035 mengalami Bonus Demografi dimana usia produktif tentu lebih banyak daripada usia yang tidak produktif.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kondisi pemuda saat ini ?
Bagaimana persiapan kita selaku bangsa Indonesia ini mengarahkan pemuda kedepannya agar menjadi pemuda yang terbaik ?
Jika kita mendengar beberapa berita pemuda saat ini ada yang membanggakan ada juga yang membuat kita mengelus dada. Beberapa fenomena yang ada seperti sebagian pemuda terjerumus pada kasus pergaulan bebas, aborsi, tawuran, narkoba, maupun kriminalitas menjadi berita yang marak di media sosial. Juga kecanduan gadget dengan adanya game online yang menguras waktu sehingga membuat tingkat literasi kita sangat rendah.
Namun disisi lain banyak pemuda yang memiliki prestasi dan kesuksesan di usia muda sebagai contoh Shinta Nurfauzia. Ia adalah pendiri Lemonilo, sebuah Perusahaan yang memproduksi serta menjual macam-macam produk minuman dan juga makanan yang organik, non GMO (Genetically Modified Organisms), serta bebas dari bahan kimia. Tekad kuat Shinta menyukseskan Lemonilo pun membawanya menjadi salah satu pengusaha yang menerima penghargaan ‘Forbes 30 Under 30 Asia’. Tepatnya pada kategori Manufacturing & Energy. Ada juga Aries Susanti seorang wanita atlet panjat tebing yang berhasil memecahkan rekor dunia sebagai pemanjat tercepat tahun 2019 dan masih banyak lagi pemuda seperti influencer, youtuber dan lain sebagainya yang menginspirasi dan membanggakan.
Sebagaimana judul tulisan ini, untuk menjadi pemuda milenial terbaik dan terdepan dalam perspektif Islam dibutuhkan beberapa kriteria, diantaranya :
1.Memiliki ilmu dan wawasan yang luas.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Mujadalah ayat 11: “Allah SwT akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat.” Dalam hadits Nabi Muhammad SAW. yang sudah populer kita dengar: “Barang siapa yang menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntulah ilmu dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu. baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).
2. Memiliki akhlak yang mulia.
Sebagai manusia kita harus berakhlak mulia agar bisa selalu hidup berdampingan dan harmonis. Dengan memiliki akhlak yang baik, tentu seseorang tidak akan berani berbuat kerusakan. Akhlak yang baik akan menjadi benteng, akan menjadi perisai atau pelindung dalam setiap langkah kehidupan. Rasulullah Saw. di masa mudanya diberi gelar Al-Amiin (orang terpercaya) oleh penduduk kota Makkah. Karenanya, Allah SWT memuji akhlak beliau sebagaimana dalam firman-Nya Q.S. Al-Qalam ayat 4: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (Hadits Riwayat Ahmad dalam Musnad no. 8952 dan Al-Bukhari dalam Al-Adab al-Mufrad no. 273)
3. Disiplin dalam menggunakan waktu.
Disiplin dalam penggunaan waktu merupakan faktor terpenting dalam meraih kesuksesan manusia. Disiplin waktu mempunyai banyak manfaat untuk diri sendiri dan juga orang lain. Dengan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,maka hal ini tidak akan membuang-buang waktu dan kita bisa melakukan hal-hal selanjutnya di waktu berikutnya. Sehingga hidup kita menjadi efektif dan efisien. Masalah waktu mendapat perhatian yang besar dari Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Al-‘Ashr ayat 1-3 yang artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
4.Memiliki jiwa profesional dan kemandirian.
Sebagai manusia kita dituntut untuk dapat profesional dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan maksimal sesuai prosedur yang benar. Segala pekerjaan harus diselesaikan dengan profesional, apapun pekerjaan tersebut. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal yang harus mendapatkan perhatian serius dalam menyelesaikan tugas-tugas dan kewajiban. Selain itu pemuda milenial hendaknya memiliki jiwa kemandirian. Seorang muslim bukan sekedar boleh menjadi kaya raya bahkan memang harus kaya. Mengapa ? Dalam ajaran Islam, seorang muslim diajarkan bahwa memberi adalah lebih baik daripada menerima, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yaitu “Tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah”. (Hadits ini muttafaq ‘alaih. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhâri no. 1427 dan Muslim no.1053).
Di zaman Rasulullah SAW, meskipun beliau hidup sederhana namun beliau adalah termasuk pemimpin imperium terbesar saat itu, dan memiliki kekayaan yang luar biasa karena beliau pandai berdagang. Selain itu 10 sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga, sembilan diantaranya adalah orang yang luar biasa kaya yaitu Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Sa’id bin Zaid, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah. Bukan sebuah kebetulan pula dalam Al-Qur’an terdapat ayat paling panjang yang menjelaskan tentang perekonomian (Al-Baqarah 282).
Alasan mengapa umat Islam perlu menjadi kaya antara lain: agar dapat berzakat/infaq/sedekah, agar dapat naik haji dan umrah, dan menjadi kaya agar untuk dapat menegakkan ekonomi syariah agar ekonomi syariah di muka bumi ini dapat terus berkembang.
Semoga pemuda kita dapat menjadi generasi milenial yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan dapat membawa kemaslahatan bagi kehidupan dan perkembangan umat, agama, bangsa, dan negara kita. Dengan senantiasa memohon bimbingan dan petunjuk jalan yang benar dari Allah SWT.
“Selamat Hari Sumpah Pemuda ke 96, Maju Bersama, Indonesia Raya”.
Sore-sore di lapangan Samarinda
Banyak gowes bersepeda
Mari maknai Sumpah Pemuda
Jagalah negeri tanah persada.
Jalan-jalan ke Pulau Tarakan
Pesona lautnya sungguh menawan
Sumpah pemuda diikrarkan
Mari kita jaga persatuan.