Rektor Buka PBAK UINSI Samarinda, Usung Kurikulum Cinta dan Ecoteologi

SAMARINDA, UINSI NEWS,- Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, Prof. Dr. H. Zurqoni, M.Ag, resmi membuka kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) tahun 2025 di kampus 2 Jl. HAM Rifaddin Loa Janan IlIR Kota Samarinda, Senin (18/08/2025).

Kegiatan yang diikuti oleh ribuan mahasiswa baru itu mengusung tema besar “Menjaga Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Umat” dengan subtema “Penanganan Banjir dan Pengelolaan Sampah”. PBAK tahun ini tidak hanya berorientasi pada pengenalan akademik, tetapi juga menekankan pentingnya aktualisasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dan ecoteologi sebagai fondasi pembentukan karakter mahasiswa.

“PBAK bukan sekadar seremonial penyambutan mahasiswa baru, tetapi ruang awal pembentukan karakter, kepedulian sosial, dan kesadaran ekologis. Kurikulum Berbasis Cinta menjadi jantung pengembangan akademik di UINSI, sementara ecoteologi menjadi ruh dalam merawat hubungan manusia dengan alam,” ujar Rektor.

Sebagai penguatan materi, UINSI menghadirkan Wali Kota Samarinda, Dr. H. Andi Harun, yang membawakan kuliah umum tentang strategi pemerintah kota dalam mengatasi banjir serta mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Wali Kota menjelaskan bahwa penanganan banjir tidak hanya sebatas pada pembangunan infrastruktur drainase dan normalisasi sungai, tetapi juga menyangkut kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengelola sampah secara bijak. “Banjir bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah perilaku. Jika kita mampu mengubah pola pikir masyarakat dalam memperlakukan sampah, maka kita telah menyelesaikan sebagian besar akar permasalahan,” tegasnya.

Lebih jauh, Dr. H. Andi Harun mengaitkan persoalan lingkungan ini dengan nilai-nilai spiritual dalam Al-Qur’an, khususnya yang tertuang dalam Surat Hud ayat 44 tentang kisah Nabi Nuh. Ayat tersebut mengisahkan ketika banjir besar berakhir, bumi menyerap air, langit berhenti menurunkan hujan, dan bahtera Nabi Nuh berlabuh dengan selamat. Kisah ini menjadi peringatan bahwa bencana banjir adalah bagian dari ujian, sekaligus pelajaran agar manusia senantiasa menjaga keseimbangan alam.

“Seperti Nabi Nuh yang diberi amanah untuk menyelamatkan umatnya melalui ketaatan dan ikhtiar, kita pun harus menjaga lingkungan dengan penuh tanggung jawab. Kota Samarinda tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi seluruh warga harus bergerak bersama,” ujar Wali Kota di hadapan ribuan mahasiswa baru.

UINSI Samarinda sejak beberapa tahun terakhir menggagas Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai pendekatan pendidikan yang mengintegrasikan nilai kasih sayang, toleransi, dan kepedulian sosial dalam proses pembelajaran. Melalui KBC, mahasiswa diarahkan untuk tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peka terhadap persoalan kemanusiaan dan lingkungan.

Sementara itu, ecoteologi menjadi perspektif baru yang ditawarkan UINSI untuk menempatkan isu lingkungan dalam kerangka spiritualitas Islam. Rektor menegaskan, keberlanjutan bumi harus menjadi bagian dari praktik keagamaan, bukan sekadar isu teknis lingkungan hidup.

PBAK UINSI tahun ini dirancang dalam berbagai bentuk kegiatan, mulai dari orientasi akademik, dialog interaktif dengan tokoh, hingga aksi sosial terkait lingkungan seperti menanam pohon. Mahasiswa baru diajak langsung mengenali persoalan nyata di masyarakat, khususnya banjir dan pengelolaan sampah, yang menjadi isu mendesak di Samarinda.

Rektor berharap mahasiswa baru dapat menginternalisasi nilai-nilai yang ditanamkan sejak awal, sehingga perjalanan mereka di UINSI tidak hanya menghasilkan capaian akademik, tetapi juga kontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan.

“Kami berharap mahasiswa UINSI dapat menjadi bagian dari solusi, bukan penonton dari persoalan. Mari kita rawat alam, kelola sampah, cegah banjir, dan bangun kesejahteraan umat melalui ilmu dan aksi nyata,” pungkasnya.

Penulis: Novan Halim & Tamam
Editor: Agus Prajitno

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»