UINSI Samarinda Sambut Ajakan MABIMS Bangun Moderasi dan Ekologi Islam ASEAN

SAMARINDA, UINSI NEWS, — Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif yang digagas oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, untuk memperkuat kolaborasi antarnegara anggota Majelis Bimbingan Islam ASEAN (MABIMS) dalam mewujudkan keberagamaan yang inklusif, moderat, dan berwawasan lingkungan.

Ajakan strategis tersebut disampaikan dalam Senior Officials Meeting (SOM) MABIMS ke-49 yang berlangsung di Melaka, Malaysia. Sejalan dengan hal itu, Rektor UINSI Samarinda, Prof. Dr. H. Zurqoni, M.Ag., menyambut baik langkah Kementerian Agama RI yang berupaya menjadikan nilai-nilai spiritual Islam sebagai kekuatan moral untuk menjaga kelestarian bumi dan membangun peradaban damai di kawasan ASEAN.

“UINSI Samarinda mendukung penuh ajakan Sekjen Kemenag RI agar MABIMS menjadi ruang kolaborasi strategis bagi negara-negara ASEAN dalam membangun keberagamaan yang moderat, inklusif, dan ramah lingkungan. Islam menempatkan manusia sebagai khalifah di bumi, artinya tanggung jawab kita bukan hanya menebar kedamaian antarsesama, tetapi juga menjaga keseimbangan alam sebagai bagian dari ibadah,” ujar Prof. Zurqoni.

Menurutnya, semangat tersebut sejalan dengan visi UINSI Samarinda sebagai Kampus Terdepan dalam pengembangan masyarakat, yang mengintegrasikan ajaran Islam dengan kesadaran kontributif dalam membangun masyarakat. UINSI menilai bahwa arah kebijakan MABIMS merupakan momentum penting untuk menguatkan peran Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sebagai pusat lahirnya gagasan-gagasan transformatif dalam bidang moderasi beragama, etika lingkungan, dan diplomasi kebudayaan Islam.

Prof. Zurqoni menambahkan bahwa kampus Islam di era kini tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai laboratorium sosial yang mampu memproduksi pengetahuan dan aksi nyata dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, krisis kemanusiaan, dan degradasi moral.

“Moderasi beragama dan kepedulian lingkungan sejatinya adalah dua dimensi yang saling menguatkan. Umat beragama yang moderat akan peduli pada harmoni sosial sekaligus keseimbangan alam. Inilah nilai yang ingin kita tanamkan kepada mahasiswa, dosen, dan seluruh sivitas akademika,” ungkapnya.

Dalam konteks implementatif, UINSI Samarinda berkomitmen memperkuat kebijakan kampus hijau (green campus) melalui berbagai langkah konkret seperti pengurangan plastik sekali pakai, efisiensi energi, sistem pengelolaan sampah terpadu, serta integrasi materi ekoteologi Islam dalam kurikulum pembelajaran. Kampus juga mendorong riset dan pengabdian masyarakat yang berorientasi pada pelestarian lingkungan serta penguatan nilai-nilai spiritualitas ekologis.

“Kami percaya bahwa semangat kolaboratif MABIMS adalah wujud nyata dari pesan Al-Qur’an tentang rahmatan lil ‘alamin. Dunia Islam harus tampil sebagai pelopor perdamaian dan pelindung bumi, bukan hanya dalam retorika, tetapi dalam aksi dan kebijakan nyata,” tutup Prof. Zurqoni.

Langkah UINSI Samarinda ini menjadi bagian dari upaya bersama PTKIN di Indonesia untuk mendukung kebijakan Kementerian Agama dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai poros moderasi beragama ASEAN yang berkomitmen pada keberlanjutan, kemanusiaan, dan keadilan ekologis.#

 

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»