UINSI Samarinda dan Kanwil Kemenag Kaltim Gelar Kuliah Umum dan Expo Kemandirian Pesantren: Sinergi Santri Menuju Indonesia Mandiri dan Berdaya Saing

SAMARINDA, UINSI NEWS — Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur menggelar Kuliah Umum dan Expo Kemandirian Pesantren dengan tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”.

Kegiatan berlangsung di Auditorium 22 Dzulhijjah UINSI Samarinda dan dihadiri oleh pimpinan universitas, Kepala Kanwil Kemenag Kaltim, dosen, mahasiswa, serta para pengasuh dan santri dari pondok pesantren penerima program Inkubasi Bisnis Pesantren se-Kalimantan Timur.(29/10)

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag. dalam sambutannya menegaskan bahwa pesantren memiliki posisi strategis dalam membentuk karakter dan peradaban bangsa Indonesia.

“Pondok pesantren adalah tempat kami dahulu belajar disiplin, ikhlas, dan sabar. Nilai-nilai itu yang membentuk pribadi santri menjadi mandiri dan tangguh dalam menghadapi tantangan zaman,” ujar Prof. Nasir.

Beliau juga menyoroti pentingnya transformasi pesantren di era modern yang tidak hanya berfokus pada pengajaran ilmu agama, tetapi juga pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kewirausahaan.

“Kini pesantren tidak cukup hanya melahirkan ulama, tetapi juga harus mencetak wirausahawan yang berakhlak dan memiliki kontribusi sosial bagi masyarakat,” tambahnya.

Prof. Nasir menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam kegiatan ini, khususnya kepada Kanwil Kemenag Kaltim yang secara konsisten mendukung penguatan kemandirian pesantren melalui program nasional pemberdayaan ekonomi santri.

Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Timur, Drs. H. Abdul Khalik, M.Pd., dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat peran pesantren sebagai pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu, tetapi juga pusat kegiatan ekonomi yang produktif dan berkelanjutan. Melalui expo ini, kita melihat hasil nyata dari kreativitas dan inovasi santri di berbagai bidang usaha,” ungkapnya.

Beliau menambahkan bahwa hingga tahun 2025, sebanyak 30 pesantren di Kalimantan Timur telah menjadi penerima program Inkubasi Bisnis Pesantren yang digagas Kementerian Agama RI. Program ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas manajerial dan kemandirian finansial lembaga pesantren.

“Santri harus menjadi penggerak ekonomi umat. Dengan modal keikhlasan dan etos kerja tinggi, pesantren akan menjadi model ekonomi berbasis nilai-nilai Islam yang berkeadilan,” tegas Abdul Khalik.

Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber utama Dr. Hj. Meiliana, S.E., M.M., Ketua Pemberdayaan Perempuan dan UMKM Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, yang membawakan materi bertajuk “Pesantren dan Spirit Kewirausahaan Berbasis Nilai Islam”.

Dalam paparannya, Dr. Meiliana menekankan pentingnya entrepreneurship mindset di lingkungan pesantren.

“Kemandirian pesantren bukan sekadar konsep ekonomi, tetapi manifestasi dari ajaran Islam tentang kerja keras, keberkahan, dan keadilan sosial. Santri perlu diajarkan untuk berani berinovasi, mengelola usaha, dan berkontribusi bagi kemaslahatan umat,” jelasnya.

Beliau mencontohkan berbagai produk unggulan hasil kreasi santri yang dipamerkan dalam expo, mulai dari produk herbal, makanan olahan, hingga busana muslim lokal. Menurutnya, potensi tersebut harus diperkuat melalui jejaring digital dan kolaborasi lintas sektor.

Pada pemateri selanjutnya H. Badrus Syamsi, S.Pd.I., M.E., menguraikan dasar hukum penguatan pesantren melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

“UU Pesantren menegaskan tiga fungsi utama pesantren, yaitu pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Fungsi ketiga inilah yang menjadi dasar penting bagi lahirnya program-program kemandirian ekonomi pesantren di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, pada tahun 2025 terdapat lebih dari 600 pondok pesantren yang telah mendapatkan dukungan program inkubasi bisnis di tingkat nasional. Hal ini menjadi wujud nyata keberpihakan negara terhadap penguatan peran pesantren sebagai motor kemandirian umat.

Dr. Badrut Tamam, M.Pd.I., selaku meoderator dalam refleksinya menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar forum akademik, melainkan juga ruang dalam membangun ekosistem santri inovatif.

“Kuliah umum dan expo ini menjadi laboratorium sosial bagi santri untuk belajar kolaborasi, kreativitas, dan manajemen usaha. Semangat kemandirian ini harus terus dipupuk di lingkungan akademik dan pesantren,” jelasnya.

Semoga kegiatan ini menjadikan perguruan tinggi keagamaan dan lembaga pesantren terus diperkuat dalam berbagai bentuk, seperti pelatihan, penelitian kolaboratif, dan pengembangan ekonomi berbasis komunitas santri.

Acara ditutup dengan kunjungan ke stand-stand Expo Kemandirian Pesantren yang menampilkan berbagai produk kreatif hasil karya santri Kalimantan Timur. Produk-produk tersebut mencerminkan semangat kemandirian dan inovasi yang terus tumbuh di lingkungan pesantren.

Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi UINSI Samarinda dan Kanwil Kemenag Kaltim untuk terus berkolaborasi dalam menguatkan pesantren sebagai pusat pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi umat.

Melalui semangat “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, santri diharapkan tidak hanya menjadi penjaga tradisi keilmuan Islam, tetapi juga pionir perubahan sosial menuju bangsa yang mandiri, unggul, dan berdaya saing global.

Penulis : Novan Halim | Editor : Agus Prajitno

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»