Oleh: Etty Nurbayani
Guru selalu hadir sebagai figur yang menautkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dalam setiap gerak dan langkahnya, tersimpan ribuan cerita yang tak pernah habis digali, seolah menjadi mata air bagi generasi yang terus tumbuh. Cerita-cerita itu lahir dari perjalanan panjang: dari bangun pagi yang penuh harapan, membuka pintu kelas dengan senyum yang kadang lelah namun tetap tulus, hingga pulang sore dengan pikiran yang masih memikirkan cara terbaik agar esok anak-anak dapat belajar lebih baik.
Aktivitas seorang guru bukan sekadar rutinitas profesi, melainkan bagian dari denyut kehidupan masyarakat. Setiap lembar rencana pembelajaran, setiap coretan di papan tulis, setiap dialog singkat di antara jam istirahat, semuanya adalah sumbangan kecil yang membentuk karakter sebuah bangsa. Meski perubahan zaman menghadirkan tantangan baru, guru selalu menemukan cara untuk beradaptasi. Ketika teknologi masuk ke ruang kelas, guru bukan tenggelam oleh perkembangan itu, tetapi justru menggunakannya sebagai jembatan untuk memperluas cakrawala murid-muridnya.
Yang membuat aktivitas guru tak habis oleh masa adalah nilai-nilai yang mereka bawa: ketulusan, kesabaran, keikhlasan, dan keinginan untuk selalu melihat orang lain tumbuh. Nilai-nilai ini tidak tergerus waktu. Dalam setiap generasi, selalu ada murid yang membutuhkan bimbingan untuk menemukan jati diri, selalu ada anak yang perlu dituntun untuk melihat dunia dari sudut yang lebih luas, dan selalu ada jiwa muda yang butuh sentuhan kebijaksanaan agar tidak tersesat. Di sinilah guru memainkan peran abadi, menjadi cahaya yang tidak pernah padam, meski lampu-lampu lain berganti.
Cerita seorang guru juga bukan hanya tentang keberhasilan, tetapi tentang proses panjang yang kadang tersembunyi. Ada murid yang dulu sulit memahami pelajaran, namun akhirnya berhasil menemukan jalannya. Ada pula yang kelak kembali mengucapkan terima kasih meski sang guru tidak lagi mengingat detail perjuangannya. Momen-momen kecil itulah yang mengukuhkan keyakinan bahwa pekerjaan guru tidak pernah sia-sia. Jejaknya tertanam pada hati setiap murid yang pernah mereka temui.
Karena itu, profesi guru adalah profesi yang tidak akan pernah kehilangan relevansi. Selama masih ada manusia yang ingin belajar, selama masih ada harapan untuk masa depan yang lebih baik, selama itu pula cerita dan aktivitas guru akan terus hidup. Mereka mungkin tidak selalu menulis sejarah dengan tinta, tetapi mereka mengukir masa depan melalui generasi yang mereka bimbing.
Pergi ke taman memetik melati
Harumnya semerbak sepanjang hari
Ilmu dan budi tak lekang oleh mati
Terima kasih guru
jasamu abadi
Ke pasar lama membeli jamu
Jalan pulang lewat jembatan kayu
Selamat Hari Guru untukmu
Pelita bangsa sepanjang waktu




