Literasi Webinar UINSI Soroti Pentingnya Kesehatan Mental dan Gizi Anak di Era Modern

SAMARINDA, UINSI NEWS,-Pusat Literasi dan Media Digital UIN Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda bersama mahasiswa PIAUD semester 3 menggelar seminar bertema “Kesehatan Mental dan Gizi Anak: Investasi Penting untuk Masa Depan yang Lebih Baik”, Jumat (5/12/2025). Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui Zoom ini diikuti peserta dari berbagai daerah, mulai dari orang tua, pendidik, hingga mahasiswa. Seminar dibuka oleh Kapus Literasi dan Media Digital, Dr. Badrut Tamam, M.Pd.I., dan menghadirkan Kasmiati, S.ST., M.Keb sebagai narasumber utama dengan moderator Handayani.

Dalam pemaparannya, Kasmiati mengungkapkan sejumlah fakta perkembangan anak usia 3–6 tahun yang jarang diketahui publik. “Otak anak mampu menyerap informasi dua kali lebih cepat dari orang dewasa. Mereka bisa mengingat detail kecil yang sering luput dari perhatian orang dewasa, bahkan dapat merasakan stres meski belum mampu mengungkapkannya dengan baik,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa anak pada usia tersebut dapat mengalami hingga 700–1.000 emosi dalam sehari, mengajukan 300–400 pertanyaan, serta mulai mengembangkan empati dan kemampuan self-healing emosional ketika mendapat dukungan yang tepat.

Kasmiati menegaskan pentingnya tiga komponen utama kesehatan mental anak: emosi, sosial, dan kognitif. “Kesehatan mental anak merupakan fondasi penting bagi tumbuh kembang mereka. Salah satu komponennya adalah kesehatan emosi, yakni kemampuan anak mengenali, memahami, dan mengekspresikan perasaan secara tepat. Anak yang sehat secara emosional mampu merespons situasi tanpa ledakan emosi berlebihan,” tutur Kasmiati.

Ia menambahkan bahwa kesehatan sosial, seperti empati dan kemampuan bermain kooperatif, serta kesehatan kognitif yang mencakup fokus, kreativitas, dan pola pikir kritis, merupakan bekal penting bagi anak untuk menghadapi tantangan masa depan. “Ketiga aspek ini saling berkelindan dan menentukan bagaimana anak berkembang sebagai individu,” katanya.

Selain itu, Kasmiati menekankan hubungan erat antara kesehatan mental dan gizi. “Asupan gizi yang tepat—mulai dari karbohidrat, protein, lemak sehat omega-3, hingga zat besi, zinc, dan vitamin B kompleks—sangat berpengaruh pada pembentukan sel otak, daya fokus, memori, dan kestabilan emosi anak,” jelasnya.

Menurutnya, kondisi emosional juga memengaruhi cara anak makan dan menyerap nutrisi. “Anak yang stres cenderung makan terlalu sedikit atau berlebihan, sementara anak yang cemas mudah mengalami gangguan pencernaan sehingga nutrisi tidak terserap optimal. Sebaliknya, anak yang bahagia memiliki pola makan dan tidur lebih teratur,” ucapnya.

Ia berharap seminar ini dapat meningkatkan kesadaran orang tua dan pendidik untuk memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan mental dan fisik anak sebagai investasi jangka panjang.#

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»