SAMARINDA, IAIN NEWS,- Muzayyin Ahyar, M.SI, merupakan Dosen Fakultas Syariah IAIN Samarinda terpilih menjadi salah satu dari lima peneliti terbaik versi Kementerian Agama. Pengumuman 5 hasil penelitian terbaik disampaikan pada malam puncak Biannual Conference on Research Result (BCRR). Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI pada tanggal 3-5 Desember 2019 yang bertempat di auditorium Anwar Musaddad Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Penganugerahan sekaligus penyerahan apresiasi hasil penelitian terbaik langsung diberikan secara simbolis oleh Zainut Tauhid Sa’adi, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Republik Indonesia.
Diwawancarai oleh tim Humas IAIN Samarinda, Ahyar menyatakan sangat berterima kasih karena hasil penelitiannya dipercaya menjadi salah satu hasil penelitian terbaik di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
“Pastinya saya bersyukur sudah dipilih jadi salah satu dari lima peneliti terbaik dan diberi penghargaan yang tinggi. Ini adalah salah satu bentuk keseriusan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kemenag RI dalam memajukan penelitian di PTKI. Selain itu, capaian ini juga berkat dukungan dari semua pihak di IAIN Samarinda, pimpinan, dosen dan para rekan kerja lainnya, khususnya Pak Alfitri, karena ini sebenarnya penelitian kami berdua (Ahyar dan Alfitri)”. Tutur Ahyar
Menurutnya, selain bentuk penghargaan, acara BCRR ini dapat memotivasi para dosen lainnya untuk lebih serius melakukan penelitian dengan dana yang diberikan oleh pemerintah.
“Jangan dilihat penghargaanya, jadikan saja kesempatan (acara BCRR) ini sebagai motivasi untuk kita semua agar lebih serius melakukan penelitian. Dana penelitian kan sudah disediakan oleh pemerintah setiap tahun, tinggal kita saja yang serius atau tidak melakukan penelitian; terjun ke lapangan, mencari data, membaca, menganalisis dan menuliskannya menjadi sebuah karya ilmiah.” ujarnya
Dalam kesempatan ini, Ahyar meraih urutan ke-3 dari 5 peneliti lainnya dengan judul penelitian “Aksi Bela Islam: Islamic Clicktivism and the New Authority of Religious Propaganda in the millennial age in Indonesia”. Penelitian ini juga sudah diterbitkan dalam jurnal Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies (IJIMS) pada pertengahan 2019 lalu. Sebagai informasi, dalam ajang BCRR ini terdapat 64 peserta yang telah diseleksi dari ratusan peserta lainnya. 64 peneliti ini kemudian wajib mempresentasikan hasil penelitiannya di depan dewan pakar sebagai bentuk seleksi ketat. Dari 64 penelitian yang ada, para pakar kemudian menyeleksi 25 penelitian terbaik, lalu menyaringnya kembali menjadi 5 penelitian terbaik.3