Skip to content

Sukses Jalani KKN Nusantara, Bagus Abdurrahim dan Faradilla Zulvanni Anggraini Mahasiswa IAIN Samarinda Berikan Testimoninya

SAMARINDA, IAIN NEWS,- Kementerian Agama RI menggandeng seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk menjadi agen of change di daerah 3T yakni Tertinggal, Terdalam dan Terluar dibagian Ambon dan Nusa Tenggara Barat dengan tema “Peace Building” membangun keharmonisan.

Menjadi satu-satunya PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara IAIN Samarinda turut berpartisipasi mendelegasikan Mahasiswa-Mahasiswinya yakni Bagus Abdurrahim (IAT) dan Faradilla Zulvanni Anggraini (PBA) merupakan Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda turut berpartisipasi.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Agama. Dengan adanya program ini kami mendapatkan pengalaman mengabdi dimasyarakat Desa Bipolo Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur”. Kata Faradilla Zulvanni Anggraini

“Ucapan terimakasih kepada Rektor IAIN Samarinda Dr. H. Mukhamad Ilyasin, M.Pd dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) yang telah memberikan dukungan dan mendelegasikan kami untuk mengikuti KKN Nusantara”. Kata Bagus Abdurrahim.

KKN Nusantara 3T (Tertinggal, Terluar dan Terbelakang) di Nusa Tenggara Timur dan diikuti seluruh PTKIN se-Indonesia dengan berjumlah 62 Mahasiswa dari 28 PTKIN di Indonesia. Pembekalan KKN Nusantara di lakukan 3 hari guna memberikan arahan kepada mahasiswa peserta KKN Nusantara terkait metode ABCD (Asset Based Community-driven Development) dengan mengangkat tema moderasi beragama. Dalam agenda ini diisi oleh dua narasumber dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya yakni Fatikhul Imami dan Hernik. Dan pada tanggal 10 Januari 2020 dilanjutkan dengan pembagian kelompok mahasiswa peserta KKN Nusantara yang di bagi 7 kelompok pada 7 desa di Kecamatan Sulamu, Mahasiswa IAIN Samarinda mendapatkan tempat pengabdian di Desa Oeteta dan Desa Bipolo

“Saya Faradilla Zulvanni Anggraini peserta KKN Nusantara masuk bagian kelompok 7 yang di tempatkan di Desa Bipolo. Kelompok 7 ini dari berbagai daerah ada yang berasal dari Sumatra Utara, Sumatera Selatan, Surabaya, Bandung, Pekalongan, Tulungagung, Samarinda dan Manado. Dengan bertema tentang Moderasi Beragama menggunakan Metode ABCD (Asset Based Community-driven Development)”. Cerita Faradilla Zulvanni Anggraini itu.

“Alhamdulillah kami bersyukur, apa yang direncanakan semua berjalan dengan baik. Minggu pertama saya dan teman-teman kelompok melakukan tahapan inkulturasi dan discovery guna menyelesaikan tahapan metode ABCD pencapaian Asset dan potensi yang ada di desa Bipolo. Pada Minggu ke dua, kami mulai berbaur ke lembaga pendidikan guna melihat perkembangan terkait infrastruktur, kurikulum, proses belajar mengajar dan pencapaian prestasi yang telah diraih. Setelah itu kami mengadakan FGD (Focus Group Discussion) dengan kepala dusun, Ketua RW, Ketua RT, di awasi oleh BPD dan aparatur desa, banyak problematika yang terjadi, dari lintas sektor pertanian, peternakan, pertanian, perikanan, tambak garam, pertambangan pasir, pertambangan batu dan salah satu ikon desa Bipolo yaitu Tenun ikat, tenun lotis. Langkah untuk mengatasi problematika pada lintas sektor pertanian, peternakan, kami di minta pihak BPD desa Bipolo untuk membantu penyusunan draft peraturan desa, dan terkait skala prioritas yang kami ambil adalah tenun”. Cerita Faradilla Zulvanni Anggraini itu

“Kami juga mengucapkan terimkasih kepada bapak Marten Luther Abani dan para keluarganya yang telah memberikan tempat tinggal kepada kami selama melakukan KKN Nusantara hingga tiba pada Tanggal 14 Februari 2020 hingga kami berdelapan berangkat menuju Kantor Jabatan Gubernur NTT untuk expose laporan KKN Nusantara. Tepat Pukul 19:00 WITA, ada 4 kelompok yang berkesempatan mempresentasikan hasil Kegiatan nya, salah satunya adalah Faradilla beserta rekan”. Cerita Faradilla Zulvanni Anggraini itu

“Bagi Faradilla Zulvanni Anggraini dari IAIN Samarinda KKN Nusantara merupakan bentuk latihan diluar dari zona nyaman selama ini, saya mencoba hal-hal baru, bertemu dengan masyarakat yang mayoritas non muslim. Hal membuat saya mengerti arti toleransi yang semestinya di junjung tinggi. Besar harapan program KKN Nusantara ini terus berjalan dilingkungan PTKIN”. Tutup Faradilla Zulvanni Anggraini

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»