SAMARINDA, IAIN MEWS,- Sivitas Akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 Hijiriah bertepatan 27 Oktober 2020 dengan tema keteladanan, maksudnya adalah meneladani Nabi agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Peringatan Maulid digelar via Zoom Meeting guna menghindari kerumunan dalam rangka memutuskan penyebaran Covid-19
Dihadiri langsung oleh Rektor IAIN Samarinda, para wakil rektor, dekan dan para wakil, para kepala unit satuan kerja, dosen dan karyawan di lingkungan IAIN Samarinda.
Sementara itu, kepala Biro Administrasi Umum, Akademik dan Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Samarinda Drs. H. Saifi, M.Pd dalam sambutannya turut menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada sivitas akademika yang telah menyempatkan hadir mengikuti maulid tersebut. Ia juga berharap hikmah maulid yang disampaikan H. Bunyamin nantinya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dilingkungan kampus.
“Terimakasih ibu-bapak sudah menyempatkan waktu mengikuti maulid ini meskipun secara virtual, yang terpenting kita dapat mengamalkan apa yang disampaikan penceramah nanti”, demikian kata Kabiro AUAK IAIN Samarinda tersebut.
Dari pantauan media ini, acara dimulai pukul 13.30 WITA, namun sebelumnya diawali pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Zumarlin selaku Mahasiswa FEBI IAIN Samarinda.

Sementara itu bertindak selaku penceramah yakni H. Bunyamin, M.Ag dalam ceramahnya ia mengingatkan tentang kemuliaan Nabi Muhammad SAW, bahkan pada dirinya terdapat suri tauladan.
“Menjadi tauladan ini sangat penting, karena dia akan berperan penting dalam kehidupan seseorang, dia menjadi pendobrak segalanya, itulah pentingnya kita meneladani akhlak Rasulullah. Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu”, jelasnya saat mengikutip makna surah Al-Ahzab.
“Maka ketika Rasulullah diutus sebagai Rahmatan Lil Al-Amin, beliau benar-benar menjadi tauladan bagi kita, baik semasa hidupnya maupun setelah ia meninggal. Buktinya beliau sudah meninggal tapi uswatun hasanahnya masih ada sampai sekarang”, ujarnya
“Terkait keteladanan ini, Allah SWT mengakui bahwa Muhammad memiliki akhlak yang agung, maka disinilah pentingnya kita mencontoh akhlak Rasulullah, nantinya akan menjadi penunjuk dalam kehidupan sehari-hari”.
H. Bunyamin, M.Ag juga menceritakan akhlak Rasulullah tidak hanya dikagumi bagi manusia melainkan pohon kurma pun mengakui kemuliaan Nabi.
“Sampai suatu ketika ada pohon kurma, dibawah pohon itulah Nabi selalu berkhutbah, tiba saatnya dipindahkan, pohon itu langsung menangis tidak rela dipisahkan dengan Nabi, kemudian pohon itu tidaklah jadi dipindahkan”, kisahnya.
“Bahkan Rasullullah pernah dicaci maki, marahlah sahabat, nabi menegurnya agar jangan marah, sebab yang dicaci bukan dirinya (sahabat) melainkan Rasulullah”, demikian penjelasan H. Bunyamin.
“Allah begitu sangat mencintai Nabi Muhammad, hingga apabila kita bersholawat kepada Nabi-Nya walau sekali, akan Allah limpahkan sholawat sepuluh kali. Maka sudah sepatutnya kecintaan kita pada Rasulullah melebihi kecintaan kita pada makhluk manapun”, tutup Wakil Dekan 3 FUAD IAIN Samarinda itu.#humasiainsmd