Skip to content

Kuliah Umum FTIK Dorong Mahasiswa Jadi Pelopor Moderasi Beragama

SAMARINDA, IAIN NEWS,- Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda melalui Kelas Khusus Internasional (KKI) menyelenggarakan Kuliah Umum Virtual dengan menghadirkan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Malang, Dr. KH. Isroqun Najah, M. Ag., sebagai speaker dengan tema “Peran Mahasiswa sebagai Pelopor Moderasi Beragama”. Rabu (3/11/2020)

Acara yang dimulai pada pukul 09.00 WITA tersebut dimoderatori Rega Armella, M. Pd, sekaligus sebagai Dosen FTIK dengan jumlah peserta 650 mahasiswa FTIK.

Sementara itu, Dr. M. Eka Machmud, M.Ag., selaku Dekan FTIK IAIN Samarinda mengawali sambutannya dengan sebuah pantun,

“Berangkat ke kampus setiap hari Berangkatnya jam 7 pagi Belajar terus tanpa henti Supaya kalian semua berprestasi”.

Selebihnya ia juga menilai mahasiswa sebagai generasi muda masa depan bangsa penting memiliki karakter yang toleran saat menyikapi berbagai problematika dimasyarakat.

“Mahasiswa sebagai generasi masa depan harus mampu mengimplementasikan nilai moderasi beragama di masyarakat. Taruhlah dalam konteks beragama, maka sangat penting memegang prinsip tasamuh alias toleran sehingga tidak fanatik dalam menyikapi perbedaan serta tidak mudah menyalahkan satu sama lain”, ujarnya saat sambutan pembukaan acara.

“Semoga acara ini dapat memberikan pencerahan tentang bagaimana mahasiswa sebagai generasi masa depan untuk dapat bersikap dan berperilaku moderat”, harapnya.

Sementara itu, Dr. KH. Isroqun Najah, M.Ag., dalam kuliah umumnya menjelaskan moderasi beragama merupakan kunci terciptanya sebuah toleransi di suatu negara.

“Moderasi beragama adalah sikap tengah-tengah, adil, ia tidak ekstrim dalam beragama. Maka moderasi beragama ini sebenarnya dapat memicu terciptanya sebuah toleransi dan kerukunan dalam beragama”, ujarnya.

“Maka kita bersyukur di Indonesia memiliki toleransi yang tinggi sejak dulu, misalnya ketika tradisi qurban di Kudus, mereka menyembelih kambing atau kerbau bukan sapi, sebab saat itu mayoritas masyarakat beragama Hindu yang sangat memuliakan sapi, dan toleransi ini terjaga sampai sekarang”, kisahnya.

Ia juga menjelaskan isi kandungan Surah Hud ayat 118 sebagai perintah untuk menciptakan persatuan.

“Moderat itu bertujuan untuk menciptakan persatuan sebagaimana ditegaskan Allah dalam Surah Hud ayat 118 dengan frasa ummatan wahidatan, kemudian diinternalisasikan dalam Pancasila pada sila ketiga”, tegasnya.

“Sehingga peran mahasiswa adalah membangun citra sebagai manusia insan kamil, dengan sikap tawasuth, tawazun, dan amar ma’ruf nahi munkar, maka yang diharapkan pada mahasiswa adalah ia harus mengedepankan klarifikasi kebenaran informasi yang diterima, menginisiasi kegiatan sehingga terjadinya interaksi umat yang dapat merajut harmoni”, tutup Dr. KH. Isroqun Najah, M. Ag. sekaligus sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Maliki itu. #Idris_Humas

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»