
SAMARINDA, IAIN NEWS,- Usai raih peringkat ke-6 sebagai Kampus Terbaik Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan PTKI se-Indonesia oleh UI GreenMetric World Rankings Tahun 2020, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda didapuk menjadi Tuan Rumah Lokakarya Nasional UI GreenMetric tahun 2021 untuk PTKI se-Indonesia.
Lokakarya Nasional ini mengundang tujuh pakar dari beberapa PTKI, diantaranya Prof. Dr. Ir. Tommy Ilyas, M.Eng. (Staff Ahli UI GreenMetric, Universitas Indonesia), Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag. (Rektor UIN Walisongo Semarang), Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag. (Rektor UIN Raden Intan Lampung), Dr. Muhammad Nasir, M.Ag. (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Samarinda), Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si. (Rektor UIN Raden Fatah Palembang), Prof. H. Su’aidi, M.A., Ph.D. (Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi), Dr-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A. (Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Sustainability Office UII).

Pada Sesi I dimoderatori oleh Dr. Umar Fauzan, M.Pd. dengan pemateri pertama Prof. Dr. Ir. Tommy Ilyas, M.Eng. yang menjelaskan sekilas tentang UI GreenMetric dan indikatornya.
“UI GreenMetric adalah satu-satunya ranking yang berwawasan lingkungan, mewujudkan kampus berkelanjutan dari aspek lingkungan. Sampai saat ini, UI GreenMetric Participants ada sekitar 912 Perguruan Tinggi yang tersebar di 84 Negara dan sudah berkolaborasi dengan United Nation Climate Change. Ada 7 indikator for sustainability campus, yaitu setting infrastructure untuk menyokong kampus sustainable, energy and climate change, waste, water, transportation, education, and research,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor IAIN Samarinda Prof. Dr. H. Mukhamad Ilyasin, M.Pd. menyambut dan mengucap terima kasih atas kepercayaan yang diberi terhadap IAIN Samarinda untuk menjadi tuan rumah penyelenggara pada Lokakarya Nasional UI GreenMetric Tahun 2021 demi pengembangan Kampus Hijau, termasuk juga untuk pengembangan Kampus Hijau di IAIN Samarinda.
“Terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada IAIN Samarinda untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan UI GreenMetric Tahun 2021. Semoga kegiatan UI GreenMetric bisa menjadi sarana tambahan ilmu bagi sivitas akademika IAIN Samarinda secara khusus terutama yang berkaitan dengan program kampus hijau,” tuturnya.
Lebih lanjut, Prof. Ilyasin berharap Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) Indonesia dapat terus berinovasi meskipun di masa pandemi sebagai upaya mewujudkan Kampus Hijau Berkelanjutan.
“Semoga dengan dilaksanakannya Lokakarya Nasional ini, PTK Indonesia dapat terus berkembang menjadi Kampus Berkelanjutan, Kampus Hijau, Kampus Masa Depan. Di masa pandemi sekalipun, tidak akan menyurutkan niat dan tekad untuk terus menjadi yang terdepan dalam pengembangan dan pembangunan kampus berkelanjutan,” harapnya.
Prof. Tommy juga menyampaikan item baru yang akan menjadi perhatian pada indikator-indikator UI GreenMetric.
“Setiap tahun, kita memperhatikan item baru. Contohnya dimasa pandemi saat ini kita juga memperhatikan pemanfaatan infrastruktur seperti, campus facilities for difable and maternity care, security and safety facilities, also health infrastructure. For waste, there is a number of innovative programs in pandemic, impactful university program. Kemudian, air dengan percentage of additional hand washing and sanitation facilities during pandemic. Termasuk education and research yang bisa dilakukan dengan culture festival during pandemic through virtual, number of internet bandwidth improvements, sustainability community services project organized, and number of sustainability related startups,” paparnya dalam Sesi I.

Dilanjutkan dengan tiga pemateri pada Sesi II yang dipandu oleh Dr. Nur Kholik Afandi, M.Pd. yang merupakan Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Samarinda. Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag. sebagai pemateri pertama pada Sesi II menjelaskan tentang pengelolaan dan penataan infrastruktur.
“Indikator pengelolaan dan penataan infrastruktur UIN Walisongo mengacu kepada penataan lahan, konservasi dan efesiensi energi, konservasi air, material, kenyamanan dan kesehatan ruang, dan manajemen gedung. Pengoptimalan bangunan dengan meminimalkan dampak pembangunan baru dengan mengelola bangunan yang ramah lingkungan. Salah satu pengembangan bangunan yang ramah lingkungan ialah menerapkan edu-park dan edu-forest. Penerapan edu-park dan edu-forest di UIN Walisongo Semarang adalah dengan mengadakan perkuliahan secara tatap muka bagi semester 6 di ruang-ruang terbuka seperti gazebo dan lain semacamnya hampir di semua fakultas. Green Deen (Agama Hijau) dalam istilah kampus UIN Walisongo adalah upaya membangun surga dan susasananya di muka bumi. Kita memiliki intan berlian ilmu pengetahuan untuk UIN Walisongo yaitu wahdatul ulum (paradigma ilmu) gabungan para ilmu. Kami berencana bagaimana infrastruktur ini menjadi sinergi antara kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia. Komponen yang paling utama dalam membangun kampus hijau adalah membangun kesadaran terhadap green infrastructure ini,” poin-poin yang disampaikan Rektor UIN Walisongo itu. Kemudian, Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag. melanjutkan dengan bahasan pengelolaan energi dan perubahan iklim.
“Bumi dan lautan rusak karena ulah tangan-tangan manusia. Terjadinya bencana dimana-mana dimuka bumi tujuannya adalah untuk memperlihatkan dan agar supaya kita mengetahui dampak dari kerusakan itu akan berdampak juga kepada manusia. Ini semua agar kita bisa sadar kembali untuk membangun UIN ini hijau dan bersih lingkungannya. Salah satu upaya untuk menjadi kampus hemat energi dan bebas polusi ialah dengan memperbanyak smart building dan green building serta menggunakan peralatan hemat energi. Menghemat penggunaan listrik sama dengan menggurangi penggunaan energi fosil, mengurangi penggunaaan kertas sama dengan mengurangi penebangan pohon, dan mengurangi penggunaan BBM. Mulai mengalihkan penggunaan listrik pada energi tenaga surya, tenaga angin, dsb. Menerapkan Car Free Day setiap hari Jum’at dan Sabtu. Para warga kampus jalan-jalan di kampus sambil menjaga dan merawat lingkungan,” jelas Rektor UIN Raden Intan Lampung.

Sesi II ditutup dengan pemaparan dari Dr. Muhammad Nasir, M.Ag. yang menjelaskan tentang pengelolaan limbah.
“Kesadaran masyarakat Samarinda dalam mengatur diri untuk bisa sadar membuang sampah pada tempatnya. Kalau kita mengelola lingkungan kampus dikarenakan ingin meraih ranking UI GreenMetric, saya kira statusnya dilevel bawah. Akan tetapi jika itu ajaran agama yang harus diamalkan, maka nilainya lebih besar. Sebagai khalifah fil ardh, manusia harus bisa menjaga lingkungan ini agar tidak rusak untuk anak cucu kita. Ada beberapa program dalam pengelolaan limbah yang dilaksanakan secara berskala oleh Prof. Ilyasin, yaitu program penghijauan kampus. Penghijauan kampus ini terdiri dari melaksanakan Jum’at bersih dan penanaman pohon secara berkala yang dilaksanakan oleh IAIN Samarinda. Kemudian, melakukan daur ulang sampah organik untuk diolah menjadi pupuk organik. Selanjutnya, membentuk tim khusus yang beroperasi pada pengelolaan daur ulang ini dan hasilnya dimanfaatkan untuk perkebunan. Kemudian rencana untuk menjadikan kampus tanpa kertas, dimana mahasiswa diupayakan menggunakan sistem elektronik agar mengurangi sampah dalam berbagai hal administrasi kampus. IAIN Samarinda juga melakukan daur ulang plastik menjadi karya-karya yang dibutuhkan masyarakat. IAIN Samarinda juga memiliki potensi pengolaan limbah yaitu dengan adanya 2 kolam. Konsep pengelolaan limbah yaitu meminimalisir limbah melalui kegiatan reduce (pengurangan), reuse (Penggunaan kembali), recycle (daur ulang) dan composting (pengomposan). Memilah sampah dalam 5 kategori sesuai PP no 81/2021, IAIN berupaya melakukan composting, daur ulang plastik, dan melakukan daur ulang air limbah (waste water treatment),” bahas WR I IAIN Samarinda.
Selanjutnya, Sesi III diisi dengan tiga pemateri yang dipandu oleh Drs. Khairul Saleh, M.Ag. Diawali dengan pemaparan materi tentang pengelolaan air dari Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si.

“Implementasi program recycle air, bagaimana air yang sudah digunakan (seperti air untuk cuci tangan dan sebagainya) dapat dimanfaatkan kembali untuk hal-hal yang lain. Air hujan yang turun penggunaannya dimaksimalkan dan tidak disia-siakan. Air hujan tersebut dikumpulkan dari atap gedung, karena memang bentuk atap gedung kita seperti penampang yang bisa menampung air hujan, kemudian dibuang ke danau dan kanal yang ada disekitar gedung. Kemudian, kami juga memiliki gedung yang bisa menampung air hujan untuk penyiraman toilet dan menyiram tanaman. Jadi kami tidak menggunakan air PDAM. Selain itu kami memasang anjuran-anjuran tentang penggunaan air secara bijak, dan RPS dosen, bagaimana RPS itu bisa mengedukasi mahasiswa tentang penciptaan lingkungan yang berkelanjutan,” bahas Rektor UIN Raden Fatah Palembang.

Kemudian, Prof. H. Su’aidi, M.A., Ph.D. sebagai pemateri kedua pada Sesi III membawakan materi tentang pengelolaan transportasi.
“UIN Jambi sudah menyediakan bus kampus sebagai moda transportasi untuk tamu dan mahasiswa ketika akan berpergian dari gedung kampus 1 ke gedung yang lain sejak tahun 2007. sehingga kendaraan dari luar yang masuk kewilayah kampus dapat diminimalisir. Ada 11 sepeda yang disiapkan, hanya saja saat ini kami sedang membangun 6 gedung baru, sehingga jalur untuk sepeda belum bisa dimaksimalkan. Arah kedepan kita, untuk pejalan kaki kemana saja pergi akan terlindungi dengan tanaman atau pohon-pohon,” jelas Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi itu.
Dr-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A. sebagai pemateri terakhir dari rangkaian Lokakarya Nasional UI GreenMetric tahun 2021 menutup dengan membahas pengelolaan pendidikan dan penelitian. “UII mengembangkan Standar Mutu yang disebut sebagai MERCY OF GOD sebagai upaya integrasi beragam standar eksternal, termasuk pemeringkatan, ke dalam sistem budaya organisasi. Management and organization (M), Education (E), Research (R), Community Service (C), Yield of Service (Y), Output (O), Facility (F), Governance (G), Outcome and Collaboration (O), Da’wa Islamiyah (D). UII Juga mengembangkan kurikulum Ulil Albab sebagai upaya membangun mazhab pendidikan berbasis konsep Rahmatan lil Alamin yang diterjemahkan pada beragam dimensi. UII juga mengupayakan semaksimal mungkin untuk open access pada jurnal dan repository, agar bisa menjadi media pertukaran ilmu dan sekaligus sebagai pintu untuk melihat karya mahasiswa. Jadi kita harus memastikan karya yang ada disana bebas plagiarism,” bahas Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Sustainability Office UII. (humas/i/rh/fz/ns)