SAMARINDA, UINSI NEWS, Wakil Rektor I UINSI Samarinda, Dr. Muhammad Nasir, M.Ag., menjadi narasumber pada program siaran dialog interaktif “Lentera Ilmu” yang bekerja sama dengan TV Islamic Center Kalimantan Timur, Rabu (9/3).
Pada kesempatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UINSI ini menyampaikan ceramah dengan tema Pendidikan Karakter dalam Al-Qur’an.
“Alhamdulillah sampai saat ini kita masih menerapkan sistem perkuliahan online, insyaallah mulai pada tanggal 14 Maret direncanakan untuk perkuliahan offline, mudah-mudahan bisa berjalan lancar.”
“Al-Qur’an adalah qalam Allah yang kandungannya tidak ada keraguan sama sekali dan pasti benar. Jika kita membaca dan memahami Al-Qur’an, kita akan mengetahui bahwa informasi pada Al-Qur’an bisa dibilang terbagi menjadi dua, yaitu informasi tentang kehidupan tentang dunia dan informasi tentang kehidupan akhirat.”
Menurut Dr. Nasir, Al-Qur’an yang memang diturunkan sebagai pedoman hidup umat Islam perlu benar-benar dijadikan sebagai petunjuk dunia dan akhirat dengan mengamalkan 4 hal.
“Tentu saja kalau kita mau menjadikan Al-Qur’an ini sebagai pentunjuk dunia dan akhirat, ada 4 hal yang perlu dilakukan yaitu, membaca, memahami, mengkaji lalu mengamalkan Al-qur’an.”
“Setelah kita membaca, memahami dan mengkaji Al-qur’an kita akan mengetahui adanya “pembebanan”. Pembebanan tersebut ada yang berbentuk kewajiban, perintah hingga larangan yang manfaat dari pembebanan tesebut bukan untuk Allah tapi sebenarnya kembali kepada kita.”
“Setelah kita mengamalkan Al-qur’an, setelah kita melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah,diharapkan kita bisa mengelola hawa nafsu kita sehingga manusia ini bisa selamat didunia dan akhirat.”
“Sama halnya dengan proses membaca hingga mengamalkan Al-Qur’an, pendidikan karakter juga adalah sebuah proses belajar yang bertahap dan harus terus menerus dilakukan hingga terbentuk perilaku atau sikap baik yang melekat pada seseorang yang kemudian bisa membedakan dirinya dengan orang lain.”
“Untuk bisa menjadi manusia yang berkarakter tentu saja harus melalui proses long life education,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Nasir jelaskan ada 5 karakter yang perlu dipahami. Karakter manusia kepada tuhannya, karakter manusia terhadap dirinya sendiri, karakter manusia terhadap sesama manusia, karakter manusia dengan lingkungannya, hingga karakter dengan bangsa dan negaranya.
Untuk mewujudkan pendidikan karakter tersebut ada beberapa metode yang bisa dipilih, yaitu berupa nasihat, Uswah Hasanah, Targib, Amtsal, Qishshah, munaqasyah, ibrah, dan lain-lain.
Selain itu, Dr. Nasir juga tegaskan bahwa membentuk karakter harus melibatkan semua pihak dengan sungguh-sungguh dan terus menerus. Pendidikan karakter juga harus melibatkan kedua orang tua dan seluruh warga sekolah.
“Tahapan pendidikan karakter dimulai dari keluarga, diawali dengan pendidikan akidah seperti Shalat dan mempelajari Al-Qur’an. Hal ini bertujuan agar anak memiliki pondasi yang kuat.”
“Selanjutnya, ketika pondasi anak sudah kuat dan memulai pendidikan formalnya, tentu dia akan bergaul dengan teman yang memiliki perbedaan latar belakang, sehingga penting bagaimana sekolah juga harus memberikan keteladanan dan model bukan hanya dalam segi pengetahuan tapi juga akhlak dan etika. Akhlak dan etika lebih penting dari pada pengetahuan, karena ada yang tahu tapi tidak mengamalkan atau ada yang memahami tapi tidak memiliki akhlak.”
Dialog interaktif yang ditayangkan secara live melalui siaran youtube Islamic Center ini dapat disaksikan ulang melalui link https://youtu.be/WVBKOB2RLTA
(humas, ns)