Skip to content

Kajian Motivasi Generasi Qur’ani, Menjaga Kesehatan Mental dengan Positive Self-Talk

SAMARINDA, UINSI NEWS,- Di Ajeng Laily Hidayati, M.Si., Ketua Jurusan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UINSI Samarinda, menjadi narasumber selanjutnya dalam Talk Show Kajian Motivasi Generasi Qur’ani yang dilaksanakan setiap hari Minggu khusus selama bulan Ramadhan 1443 H.

Talk Show yang merupakan rangkaian kegiatan dari program Berkah Ramadhan 1443 H UINSI Samarinda ini memasuki episode ke-3. Setelah sebelumnya mengikuti kajian oleh Ustadz Syatria, Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah UINSI Samarinda kembali mengikuti kajian yang berbeda bersama Ustadzah Diajeng Laily di Masjid SAM Sulaiman, Minggu (17/4).

Mengangkat tema “Menjaga Kesehatan Mental dengan Positive Self-Talk”, Ustadzah Di Ajeng Laily memulai kajiannya dengan membahas konsep kesehatan mental.

Berdasarkan beberapa penelitian, kesehatan mental didefinisikan sebagai kondisi dimana individu dapat mencapai aktualisasi diri, menjadi individu yang berfungsi secara optimal atau mencapai keperibadian dewasa. Lebih lanjut, WHO menjelaskan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi sejahtera dimana individu menyadari kemampuannya dan bisa bekerja secara produktif serta bermanfaat.

Pada kesempatan tersebut, Dosen FUAD ini juga menjelaskan tentang masalah kesehatan mental remaja yang rentan terjadi, yaitu anxiety, depression, perilaku delikuensi, dan self harm.

“Apa penyebab mental illness? Apa penyebab penyakit mental? Bisa mulai dari genetik, trauma masa kecil, kebiasaan yang tidak sehat, lingkungan, pikiran negatif, hingga stres,” ucapnya.

Lebih lanjut, stres pada kalangan remaja sering disebabkan oleh tekanan akademik, beban finansial, peningkatan aksesibilitas, teknologi, hingga gaya hidup.

Dalam menghadapi penyakit mental ini, ada beberapa pertolongan pertama yang dapat dilakukan. Ustadzah Ajeng memulainya dengan ajakan untuk mendengar masalah yang dihadapi oleh seseorang dengan mental illness. Selain mendengarkan, tidak mudah menghakimi juga menjadi bantuan penting bagi penderita mental illness. Setelah itu, memberikan dukungan moral hingga meminta bantuan profesional juga menjadi alternatif lain.

Menjaga kesehatan mental sangat penting untuk dimulai dari diri sendiri, salah satunya dengan melakukan positive self-talk. Menurut seorong psikolog, Gergory Jantz, positive self-talk merupakan suatu proses yang memungkinkan kita untuk menemukan sisi optimisme, harapan, dan kegembiraan yang tersembunyi dalam situasi apa pun.

Tak hanya itu, manfaat positive self-talk juga dapat mengurangi stress, meningkatkan percaya diri untuk meningkatkan performa diri, memiliki hubungan yang baik untuk memiliki pribadi yang positif, dan berdamai dengan situasi yang dapat membantu melakukan refleksi diri.

“Untuk membangun positif self-talk kita perlu melakukan identifikasi negative self-talk. Jauhkan pribadi kita dari hal-hal yang bertentangan dengan positif self-talk. Jika dirasa sulit untuk melakukan hal ini, kita harus mencari lingkungan yang positif dan membiasakan diri untuk melakukan positif self talk,” jelasnya.

Tidak hanya menyampaikan teori tentang positif self-talk, Ustadzah Ajeng juga mengajak peserta untuk berlatih melakukan self-talk, seperti berbicara di depan cermin, muhasabah diri setelah shalat, menulis jurnal syukur, dan menulis kata motivasi.

Tausiah ini diikuti para peserta dengan antusias, tak hanya teori dan praktik, Ustadzah Ajeng juga mengajak para peserta untuk berdialog hingga tanya jawab untuk lebih mengenal diri.

(Humas, Ns)

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»