KKN Desa Pasir Mayang Menelusuri Jejak Sejarah Islam di Tana Paser

PASER, UINSI NEWS,- KKN Desa Pasir Mayang UINSI Samarinda mengangkat kembali Sejarah Islam yang Terlupakan di Desa Pasir Mayang, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser.

KKN Desa Pasir Mayang beranggotakan 8 mahasiswa yang terdiri dari Hazbullah, Muhammad Maulana, Rizky Fajar Ramadhan, Ikfini Haula Aqiqa, Yunita Ariyani, Asiah, Zharina Ayu Wannury, dan Ghina Rahmawati Jannati.

“Desa tempat kami ber-KKN ini memiliki sejarah yang menarik untuk digali, yaitu tentang penyebaran Islam di Desa Pasir Mayang dan seluruh daerah di Tana Paser. Maka dari itu, kami tertarik untuk mengangkat sejarah Islam di Desa Pasir Mayang,” tutur Hazbullah.

“Dalam catatan sejarah, masuknya agama Islam di Kalimantan diperkirakan terjadi sekitar abad ke-15 M. Dijelaskan juga bahwa Islam masuk di pulau Kalimatan pertama kali melalui jalur pintu timur, dan tokoh yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Kalimantan Timur ialah Datuk Ri Bandang dan Tunggang Parangan,” jelasnya.

Datu Ri Bandang sendiri merupakan murid dari Sunan Giri, salah satu Walisongo yang berperan besar terhadap Islamisasi di pulau Jawa. Datuk Ri Bandang dan Tunggang Parangan datang ke kerajaan Kutai (Kalimantan Timur) untuk mengislamkan Raja Mahkota Kerajaan Kutai pada saat itu, dan Islamisasi di sini dan daerah sekitarnya diperkirakan terjadi sekitar tahun 1575 M.

“Sekilas kita mengetahui bahwa penyebaran Islam di Kalimantan Timur berawal di Kutai Kartanegara. Namun, dari pemaparan beberapa tokoh masyarakat mengatakan bahwa Islam pertama kali tersebar di Kalimantan Timur bukan di Kutai melainkan di Tana Paser, tepatnya di desa Pasir Mayang. Tetapi, hal ini masih belum bisa dikatakan valid sebab masih banyak misteri yang belum terpecahkan, dan juga cerita yang disampaikan hanya bersifat tersirat bukan tersurat.”

KKN Desa Pasir Mayang berupaya mengungkap Sejarah Islam melalui Desa Pasir Mayang dilihat dari beberapa hal.

Pertama, letak geografis yang strategis.

“Desa Pasir Mayang berada di Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur dan letak geografisnya berada di pesisir pantai. Hal ini bisa menjadi salah satu bukti bahwa para penyebar agama Islam saat itu singgah di desa ini melalui jalur perdagangan, baik dari pedagang Arab maupun Cina. Beberapa tokoh dan tetua masyarakat di desa ini mengatakan bahwa dahulu kala Pasir Mayang ini merupakan pelabuhan internasional, maka tidak heran jika agama Islam di Kalimantan Timur pertama kali tersebar di desa Pasir Mayang, Tana Paser.” tutur Ketua Kelompok KKN itu.

Kedua, penemuan barang antik Dinasti Ming dan Cheng Ho

“Barang antik peninggalan dinasti tersebut berupa piring, mangkuk, cangkir, dan lain-lain. Tokoh masyarakat, yaitu Mas Sholihin dan Kai Rusni mengatakan bahwa barang antik tersebut terbuat dari batu giok peninggalan Dinasti Ming dan Dinasti Cheng Ho yang dipercaya sudah terkubur ratusan tahun lamanya.”

Ketiga, adanya makam kuno bertuliskan bahasa Arab.

“Makam kuno yang tersebar di Pasir Mayang letaknya berada di pesisir dan yang membuat bukti bahwa Pasir Mayang lebih dahulu tersebar agama Islam dibandingkan dengan di Kutai adalah makam-makam kuno yang terdapat di desa tersebut sudah berusia ratusan tahun. Bahkan, salah satu makamnya sudah ada sejak tahun 1219 M. Makam tersebut terbuat dari kayu ulin dan nisannya bertuliskan bahasa Arab. Hal ini menandakan bahwa kuburan tersebut adalah kuburan muslim. Maka tidak heran jika para masyarakat dan tetua di Desa Pasir Mayang percaya bahwa desa ini adalah yang tertua di Tana Paser.”

Keempat, tokoh-tokoh penyiar Islam ada di Tana Paser

“Kai Rusni Mengatakan Tuan Syekh Sayyid Al-Imam Mempawah merupakan penyebar agama Islam pertama di Tanah Paser terkhusus di Pasir Mayang. Orang Pasir Mayang sering menyebut beliau dengan sebutan “Syekh Datu Bejambe” karena beliau memiliki jenggot yang panjang.
Sebelum Syekh Sayyid Al-Imam Mempawah menyebarkan agama Islam di Tanah Paser, beliau lebih dahulu menyebarkan Islam di Mempawah, Kalimantan Barat, maka dari itu nama “Mempawah” diambil dari tempat asal beliau pertama kali datang ke Indonesia. Namun tempat asal beliau dari Timur Tengah.”

“Salah satu tetua di Pasir Mayang, Kai Asmuni mengatakan bahwa setelah masa dari Syekh Sayyid Al-Imam Mempawah menyebarkan agama Islam di Tanah Paser, penyebaran agama Islam kemudian dilanjutkan oleh salah satu muridnya yang bernama Pangeran Sayyid Syarif Abdurrahman Al-Qodri atau yang biasa dikenal Syekh Abdurrahman dan beliau juga berasal dari Mempawah, Kalimantan Barat. Namun, beliau tidak langsung datang ke Pasir Mayang melainkan ke Pasir Blengkong di Tanah Grogot terlebih dahulu.”

Dalam penyebaran Islam di Tanah Paser Syekh Abdurrahman bersama dengan muridnya yang bernama Syekh Abdullah Al-Amin yang mana beliau adalah suku asli Paser dan bukan berasal dari Mempawah.

“Tetapi sekali lagi, semua itu masih belum bisa dikatakan benar pastinya karena bukti cerita tersebut hanya berdasarkan temuan makam para mubalig, cerita masyarakat dan tetua di Desa Pasir Mayang. Masih belum bisa ditemukan bukti-bukti lainnya seperti kitab peninggalan untuk menguatkan fakta bahwa Desa Pasir Mayang adalah sejarah lahir peradaban Islam pertama di Kalimantan Timur,” sambungnya. (humas/kkn/rh).

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»