Skip to content

FTIK UINSI Samarinda Selenggarakan Refreshment Penguji Uji Kinerja (UKin) PPG

SAMARINDA, UINSI NEWS,- Prodi Program Profesi Guru (PPG) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda gelar Refreshment Penguji Uji Kinerja (UKin) UKMPPG Tahap 2 Tahun 2022 di Aula Lt.3 Gedung Rektorat Kampus II UINSI Samarinda. Selasa (18/10/22).

Refreshment UKin ini di buka langsung oleh Rektor UINSI Samarinda, Prof. Dr. H. Mukhamad Ilyasin, M.Pd. dan menghadirkan narasumber Dr. Muhammad Zain, M.Ag. selaku Direktur GTK Madrasah Kementerian Agama RI.

Uji Kinerja (UKin) adalah uji kompetensi untuk menilai kemampuan peserta uji dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran (kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional).

Dalam rangka memberikan penyegaran bagi para penguji UKin PPG di UINSI Samarinda, Dr. Muhammad Zain berikan materi dengan tema “Strategi Akselerasi Pelaksanaan PPG Pra-Jabatan Guru Madrasah untuk Mencetak Guru Modis (Moderat, Inovatif, dan Inspiratif) di Kemenag RI”.

Dalam pembahasannya, Zain sebut ada 5 identifikasi masalah GTK Madrasah, diantaranya literasi dan kompetensi guru dan tendik madrasah yang masih kurang, mindset dan culture guru yang belum beradaptasi dengan kemajuan digital (Era VUCA), masih banyak guru yang belum berkualifasi akademik S-1, masih ada guru yang terindikasi intoleran dan memiliki paham radikalisme, serta pengembangan Kurikulum PPG Pra Jabatan/ Menginsersi Penguatan Moderasi Beragama.

“PPG ini merupakan sarana untuk menghasilkan guru berkualitas. Kedepannya akan semakin kuat dorongan dan tuntutan untuk melahirkan guru-guru profesional, khususnya guru muda profesional,” ucapnya.

“Hal ini rencananya diwujudkan dengan menambahkan program PPG prajabatan dimana sarjana fresh graduate yang memiliki ketertarikan dalam dunia mengajar dapat mengambil program ini selama setahun untuk di didik menjadi guru profesional, diperkirakan program ini akan dimulai pada 2024,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Muhammad Zain juga membahas manajemen resiko dan strategi untuk mengatasinya, yang diantaranya adalah dengan memaksimalkan anggaran APBN dan LPDP dan menata redistribusi guru secara nasional terutama wilayah 3T dan perbatasan.

“Pengembangan lembaga perlu dilakukan untuk mendorong pemaksimalan kualitas, jika ingin perubahan maka lembaga perlu membuat lompatan besar untuk mencapai visi misi dan perkembangan global tersebut.”

Selain itu, Muhammad Zain juga tegaskan Guru tidak hanya bertugas untuk mendidik siswa menjadi cerdas, namun juga memiliki tanggungjawab untuk membentuk karakter siswa.

“Di dunia pendidikan kita memerlukan guru yang jujur, jika tidak jujur maka akan merusak pondasi pendidikan di Indonesia,” ucapnya. (humas, ns)

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»