Dalam sambutan pembukaan The 1st BIRF di Ballroom Hotel Selyca (18/10), Dr. Umar sampaikan hasil ngopinya dengan Dr. Yusriadi yang menjadi embrio lahirnya BIRF.
“The 1st BIRF ini sulit terwujud awalnya jika tidak ada hasil “ngopi” dengan Dr. Yusriadi dari IAIN Pontianak. Diskusi di warung kopi itulah yang akhirnya meyakinkan kami untuk membuat forum ilmiah berkelanjutan untuk membumikan penelitian dan memberikan kontribusi dari dan untuk Borneo,” jelasnya.
Kapus Penelitian UINSI itu juga haturkan terima kasih atas apresiasi para pendaftar yang telah mengirimkan hasil penelitian dan mempresentasikannya pada forum tersebut.
“Cukup besar antusias pendaftar BIRF pertama ini, ada sekitar 350-an artikel yang kami terima dan semoga antusias ini semakin meningkat dan berkelanjutan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Dr. Umar juga mengatakan bahwa BIRF akan menjadi salah satu ajang bergengsi pada bidang penelitian untuk memperkuat kualitas penulisan di UINSI dan seluruh kampus, khususnya wilayah Borneo.
Diketahui, seminar bernuansa internasional ini dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 18-19 Oktober 2022 dengan sistem paralel. Menghadirkan 4 Keynote Speaker dalam dan luar negeri, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 40 presenter paralel di tiga Venue: Kota Bangun Ballroom, Kenohan Room, dan Keham Room. #humas/rh