SAMARINDA, UINSI NEWS,- Rektor, Para Wakil Rektor, Para Dekan, Direktur Pascasarjana, Wadek I FTIK, Ketua DWP UINSI Samarinda hingga Kepala BRI Kota Samarinda ikuti parade baca pantun di Auditorium 22 Dzulhijjah UINSI Samarinda, Selasa (3/1).
Parade baca pantun ini dilakukan dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-77 Kemenag RI.
Parade baca pantun yang dibuka oleh Kabiro AUPK UINSI Samarinda, H. Suriansyah, S.Ag., M.Pd., ini menjadi menarik karena turut mengajak Kepala BRI Kota Samarinda yang notabene nya bukan insan Kemenag untuk turut serta memeriahkan HAB.
Pantun sendiri merupakan tradisi lisan komunitas Melayu yang telah hidup lebih dari 500 tahun. Pantun digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran melalui syair yang berima.
Dilansir dari laman kemenlu.go.id., tradisi pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis.
Nominasi Pantun yang diajukan secara bersama oleh Indonesia dan Malaysia ini menjadi tradisi budaya Indonesia ke-11 yang diakui oleh UNESCO, setelah sebelumnya Pencak Silat diinskripsi sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tanggal 12 Desember 2019.
Menghidupkan budaya berpantun pada peringatan HAB Kemenag di UINSI Samarinda ini menjadi bukti bahwa UINSI Samarinda telah melakukan implementasi nilai moderasi beragama melalui pendekatan budaya dan kearifan lokal Indonesia.
Momen ini juga menjadi gambaran keseriusan UINSI dalam mendukung Kemenag untuk mewujudkan kerukunan dan kedamaian antar masyarakat. (humas/ns)