SAMARINDA, UINSI NEWS,- Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda dengan dukungan Rumah Kita Bersama (Rumah KitaB) dan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Dirjen Pendis Kemenag) mengadakan webinar bertajuk “Membangun Tata Kelola Perguruan Tinggi yang Responsif Gender dan Inklusif: Analisis Terhadap Tantangan dan Peluang”. Jum’at (2/6).
Kegiatan yang diselenggarakan secara virtual ini berhasil menarik perhatian peserta dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Webinar ini secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor Satu UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag menyampaikan pentingnya membangun kesadaran akan gender dan mengintegrasikan perspektif gender dalam lingkungan pendidikan tinggi.
Lebih lanjut, Prof. Nasir juga menyampaikan harapannya agar melalui webinar ini, perguruan tinggi di Indonesia akan semakin mampu mengembangkan strategi dan kebijakan yang responsif gender, sehingga memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di dunia pendidikan.
Webinar yang melibatkan Pusat Studi Gender dan Anak UINSI ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya responsif gender di perguruan tinggi sebagai langkah menuju kesetaraan dan keadilan gender dalam pengelolaan perguruan tinggi.
Peserta webinar terdiri dari dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan yang tertarik untuk mempelajari dan menerapkan konsep responsif gender di institusi mereka.
Pemantik diskusi dalam webinar ini antara lain Anna Hasbie selaku Juru Bicara Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram, dan Irma Yuliani seabagai perwakilan dari Aliansi PTRG.
Anna Hasbie memaparkan tentang kebijakan dan peran Kementerian Agama RI dalam membangun tata kelola perguruan tinggi yang responsive gender dan inklusif. Di sisi lain, Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang pentingnya memahami isu-isu gender dan bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam pengelolaan perguruan tinggi. Ia juga memaparkan berbagai praktik baik yang telah dilaksanakan di UIN Mataram.
Selanjutnya, Irma Yuliani memaparkan hasil anotasi dari dokumen operasionalisasi indikator tata kelola perguruan tinggi yang responsive gender dan inklusif yang telah disusun oleh aliansi PTRG dengan difasilitasi oleh Rumah KitaB.
Dalam webinar ini, para peserta diajak untuk memahami konsep responsif gender, mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam menerapkannya dalam pengelolaan perguruan tinggi, serta mempelajari praktik baik dari institusi yang telah berhasil melaksanakan tata kelola perguruan tinggi yang responsif gender dan inklusif. (humas/Diajeng/ns)