Alfitri, Ketua LPPM membuka secara resmi kegiatan dan berpesan agar mahasiswa dapat maksimal mengabdi untuk masyarakat, juga menjaga nama baik diri sendiri, orang tua, fakultas dan Lembaga.
Mustamin Fattah, Kapus Pengabdian UINSI Samarinda menyampaikan Juknis Pelaksanaan KKN dan menyebutkan bahwa Kuliah Kerja Nyata reguler tahun ini akan diikuti oleh lebih dari 1300 mahasiswa di 4 kabupaten/kota Kalimantan Timur. Dalam kesempatan itu, Mustamin juga berpesan agar mahasiswa dapat memberikan nilai dan manfaat yang akan dikenang oleh masyarakat sekitarnya.
Pembekalan KKN ini menghadirkan tiga pemateri, yakni Dra. Dwi Hartini, M.Pd. (Kepala Bidang Kesetaraan Gener DKP3A Samarinda), Dr. M. Muntahibun Nafis, M.Ag. (Kapus Pengabdian kepada Masyarakat & Direktur Pusat Studi Pesantren UIN Tulungagung), dan Dr. Saiful Mustafa, M.Pd. (Kapus Pengabdian Masyarakat UIN Maliki Malang).
Melalui pembekalan tersebut, Dra. Hj. Dwi Hartini, M.Pd. bersama dengan Rumainur, M.Pd.I selaku Kepala Pusat Studi Gender dan Anak LP2M UINSI Samarinda yang dimoderatori oleh Indriana Rahmawati (Kepala Pusat Studi dan Layanan Difabel) menyampaikan materi terkait KKN Ramah Gender, Anak, dan Sosial Inklusi.
“PSGA dan DKP3A berharap besar bahwa KKN yang dirancang dengan perspektif gender ini kedepan akan menjadi bekal yang membentengi diri dan lingkungan sekitar dari tindak perilaku kekerasan seksual di lokasi KKN,” tutur Dwi.
Turut hadir, Muzayyin Ahyar, M.SI. yang memberikan pengarahan agar mahasiswa KKN dapat menyusun laporan KKN dan membuatnya menjadi Book Chapter sebagai produk pengalaman KKN.
Dilanjutkan dengan materi pembekalan Paradigma & Prinsip ABCD (Asset Based Community Development) oleh Dr. M. Muntahibun Nafis, M.Ag. Dalam sesi itu, ia menegaskan bahwa KKN bukan hanya menjadi nilai yang penting secara bilangan tetapi juga nilai dalam artian pengalaman dan sesuatu yang akan tetap berharga meskipun ditinggalkan.
“Nilai KKN itu memang penting, tetapi menjadikan KKN itu Bernilai Jauh Lebih Penting.”
Sebagai pemateri terakhir, Dr. Saiful Mustafa menjelaskan tentang teknik menemukan, mengenali, dan memobilsasi aset. Ia mengajak mahasiswa agar dapat menemukan aset desa yang dapat dikembangkan dan berpesan bahwa KKN adalah miniatur bermasyarakat.
“Jadi belajar dan raihlah banyak pengalaman, selama kurang lebih 40 hari kalian KKN itu, seperti itu jugalah bagaimana gambaran kehidupan bermasyarakat.” (humas/rumainur/rh).