SAMARINDA, UINSI NEWS,- Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda mengikuti Seminar Nasional “Sehat Mental Ibu, Sehat Mental Keluarga” melalui zoom meeting. Rabu (20/12).
Seminar Nasional yang digagas oleh DWP Kemenag Republik Indonesia ini merupakan salah satu rangkaian dari Perayaan hari ulang tahun Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Republik Indonesia ke-24.
Menjelang peringatan Hari Ibu ke-95, DWP Kemenag RI pun menghadirkan Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi., seorang psikolog anak sekaligus founder dari @ruangtumbuh.id sebagai narasumber.
Hj. Farikhan Nizar Ali, Ketua DWP Kementerian Agama RI, sebut kesehatan mental merupakan kondisi psikologis setiap individu yang dapat mempengaruhi sikap atau perilaku bahkan karakter seseorang.
Kesehatan mental adalah keadaan yang damai atau sejahtera dimana setiap individu mampu mewujudkan potensi dalam dirinya. Artinya mereka dapat mengatasi tekanan dalam kehidupannya, dapat menjadi seseorang yang produktif & bermanfaat, dan mampu memberikan kontribusi pada lingkungan disekitarnya.
“Memberikan bekal teoritis dan praktis kepada para ibu-ibu pengurus dan anggota DWP Kemenag RI se-Indonesia, dan masyarakat luas, agar senantiasa mawas diri terhadap pentingnya kesehatan mental, dalam rangka menciptakan ketahanan mental keluarga”, ucapnya.
“Harapannya melalui kegiatan ini kita bisa menerapkan dan mempraktikan ilmu yang didapat didalam keluarga khususnya dan masyarakat pada umumnya,” lanjutnya.
Menambahkan pesan dari Ketua DWP Kementerian Agama RI, Hj. Eny Retno Yaqut selaku Penasehat DWP Kementerian Agama RI sebut tema yang diusung yaitu Sehat Mental Ibu Sehat Mental Keluarga merupakan hal komplek yang tidak sederhana.
“Kelihatannya dua hal tersebut sederhana, tapi sebenarnya mengandung banyak arti,” ucapnya.
Pendekatan seorang ibu yang tepat, akan memancarkan aura positif bagi anak-anak dan keluarga. Salah satu caranya, yaitu mulai dengan mencintai diri terlebih dahulu, baru kemudian, akan lebih terasa mencintai anak-anak dan keluarga.
Menurutnya hal ini merupakan metode yang diyakini dapat membantu membentuk anak yang sehat mental, dengan dimulai dari mental sehat bagi seorang ibu itu sendiri.
“Satu hal yang saya yakini kebenarannya bahwa untuk mencintai anak-anak dan keluarga kita, kita harus mencintai diri kita sendiri dulu,” ucapnya.
“Because we can’t give something we dont have. Kita tidak bisa memberikan sesuatu yang kita sendiri tidak punya,” tegasnya.
Untuk mewujudkan kesadaran dan pemahaman yang sama tentang pentingnya kesehatan mental bagi Ibu tersebut, Irma sebagai narasumber pun ajak DWP Kemenag RI untuk mengenali kondisi mental secara mandiri.
Irma menjelaskan tentang 9 kriteria Ibu Sehat Mental, yaitu memiliki emosi yang stabil, memiliki empati, keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga, komunikasi terbuka dan efektif, mampu merawat diri, keterlibatan positif dalam pendidikan anak, fleksibilitas. Kedelapan, mampu memecahkan masalah, dan terakhir, modal perilaku positif.
Irma pun memotivasi agar Ibu dapat menjaga keseimbangan give and take antara dirinya dengan orang lain. (Humas/ns)