Skip to content

Sekjen Kemenag RI Beri Pengarahan Penguatan Akreditasi di UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, Prof. Ali Ramdhani: Jangan Puas Fit to Standard, Harus Beyond the Standard

SAMARINDA, UINSI NEWS,- Sekjen Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Ali Ramdhani, S.TP., M.T. kunjungi UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda dalam rangka memberi pengarahan terkait penguatan akreditasi. Senin (9/9).

Pengarahan yang berlangsung di Aula Lt. 3 Gedung Rektorat Kampus 2 UINSI Samarinda ini dirangkai dengan Opening Surveillance ISO oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda yang menghadirkan M. Ainun Najib, S.E., M.M.

Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda mewakili Rektor sampaikan sambutan hangat atas kehadiran Prof. Ali Ramdhani dan M. Ainun Najib.

“Hari ini kita bersyukur karena hadirnya Sekjen untuk memberikan arahan kepada kita. UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda sedang berjuang untuk akreditasi unggul, alhamdulillah statusnya sudah asesmen kecukupan dan beberapa bulan terakhir ini kami sudah berupaya untuk mempersiapkan segala sesuatunya, mudah-mudahan juga UINSI Samarinda yang satu-satunya di Kaltimtara bisa memperoleh status APT Unggul,” ucap Prof. Nasir.

Lebih lanjut, Prof. Nasir juga sampaikan bahwa UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda telah mendapatkan Sertifikat ISO dan secara rutin melangsungkan survaillance setiap tahunnya.

“Alhamdulillah hari ini kita juga kedatangan auditor untuk melakukan surveillance kembali, apakah manajemen mutunya berjalan sesuai standar atau perlu ada peningkatan dan sebagainya”.

Membahas terkait mutu dan akreditasi, Prof. Ali Ramdhani dalam pengarahannya sampaikan bahwa Perguruan Tinggi tidak boleh hanya puas dengan fit to standard minimal, tapi harus menargetkan beyond the standard.

“Jangan puas fit to standard kelayakan minimal, harus beyond the standard,” pesannya.

Selain itu, Prof. Ali Ramdhani sampaikan bahwa surveillance ISO yang akan dilaksanakan pada dasarnya bertujuan untuk mengkaji keberlangsungan standar yang telah dirancang bersama, apakah berjalan atau tidak. Beliau pun menekankan bahwa segala sesuatu terkait tata kelola organisasi perlu memperhatikan aspek perencanaan.

“Ada sesuatu hal yang menurut pandangan saya ini mengawali segala sesuatunya, di ruang organisasi kita bisa sebut Perencanaan,” ucapnya.

Prof. Ali sarankan agar melakukan Ex-Ante Evaluation untuk memperkirakan dampak suatu kebijakan atau program sebelum penerapannya. Evaluasi ini dapat membantu menjawab apa yang mungkin dapat terjadi jika suatu kebijakan diterapkan.

“Yang pertama ex-ante evaluation, seberapa jauh rencana yang kita bangun itu sesuatu hal yang memang baik kita laksanakan. Proses perencanaannya di evaluasi benar atau tidak, kemudian evaluasi on going, lalu expose,” jelasnya.

Prof. Ali Ramdhani jelaskan bahwa dalam perencanaan ada yang disebut lingkungan internal dan eksternal. Kemudian, mekanisme tentang bagaimana merancang bangun sebuah perencanaan yang baik selalu bermuara pada pemahaman terhadap kultur, struktur, dan resources.

“Pemahaman kita tentang eksistensi kita menjadi bagian penting untuk mengetahui dari mana kita memulai. Karena titik 0 atau titik awal dari segala suatu hal yang menjadi langkah kita kedepan itu harus dipahami dari sisi lingkungan internal,” jelasnya.

“Ada juga lingkungan eksternal yang dilakukan dengan environmental scanning,” lanjutnya.

Environmental scanning ini bisa didapatkan dengan memahami benchmarking organisasi kita.

“Sebetulnya ilmu yang ada di kepala kita masing-masing dengan pendekatan SWOT Analysis itu sangat tergantung dari sejauh mana kita mampu menelaah diri kita, wajib memahami benchmarking kita. Dalam environmental scanning ini pentingnya benchmarking untuk mendapat pemahan lebih tentang kultur, struktur dan resources kita,” jelasnya.

Lebih lanjut, Perguruan Tinggi disebut berhasil apabila dapat memenuhi atau melampaui standar. Sehingga, untuk menghasilkan akreditasi sesuai yang ditargetkan perlu memahami dan fokus mempersiapkan sesuai substansi yang dinilai.

“Apa itu standarnya? Ada yang disebut dengan standar pendidikan nasional atau akreditasi borang kita 9 kriteria”.

Tidak hanya membahas tentang pentingnya perencanaan, Prof. Ali Ramdhani juga pesankan untuk membangun visi atau tujuan perguruan tinggi yang tidak hanya idealis atau realistis saja, namun hendaknya dapat mencari titik temu diantara idiealis dan realistis tersebut dengan memperhatikan aspek SMART (Spesific, Measureable, Achieveable, Relevant, Time Bounded). (HUMAS/ns)

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»