Dalam pemaparannya, Ilham dan Indri menjelaskan bagaimana etnokimia, yang menghubungkan ilmu kimia dengan budaya lokal, dapat digunakan sebagai metode pengajaran yang relevan dan efektif. Salah satu contoh yang diangkat adalah penggunaan tanaman obat tradisional dalam mengajarkan konsep-konsep kimia kepada siswa. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya mempelajari ilmu kimia secara teoretis, tetapi juga dapat melihat aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang kesehatan.
Tinjauan pustaka dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis etnokimia mampu meningkatkan minat belajar siswa, sekaligus memperkaya pemahaman mereka tentang hubungan antara kimia dan kesehatan. Beberapa pendekatan yang diusulkan dalam pengajaran ini meliputi penggunaan studi kasus berbasis budaya, kolaborasi dengan praktisi kesehatan tradisional, pemanfaatan teknologi multimedia, dan pengembangan modul pembelajaran yang inovatif.
“Penelitian mendatang harus melihat hasil jangka panjang dari etnokimia. Ini juga memerlukan pembuatan materi pengajaran dan pelatihan guru yang mendukung implementasinya,” ujar Ilham.
Namun, Ilham dan Indri juga tidak menutup mata terhadap tantangan yang muncul dalam implementasi etnokimia di kurikulum. Mereka menyoroti adanya keterbatasan seperti selektivitas materi yang harus diajarkan, kesiapan guru dalam menyampaikan materi ini, serta keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran. Meski demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa penambahan etnokimia dalam kurikulum dapat meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya kearifan lokal sekaligus meningkatkan hasil belajar mereka dalam kimia.
Presentasi ini mendapat sambutan antusias dari audiens yang terdiri dari mahasiswa dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi. Banyak peserta yang tertarik dengan pendekatan inovatif ini, dan diskusi pun berkembang mengenai potensi jangka panjang dari penerapan etnokimia dalam pendidikan. Ilham dan Indri juga menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut untuk mengukur hasil jangka panjang dan pengembangan materi pengajaran serta pelatihan guru yang mendukung implementasi metode ini.
Dengan pemaparan yang mendalam dan relevan, Ilham dan Indri berhasil membuktikan bahwa integrasi antara ilmu pengetahuan dan budaya dapat membuka jalan baru dalam dunia pendidikan. Penelitian mereka diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi inovasi kurikulum di masa mendatang. (HUMAS/Tamam)