SAMARINDA, IAIN NEWS,- Syarifathurrahmatullah, M.Pd, Jumat, (26/8/2016) bertindak sebagai khatib salat Jumat di Masjid Sultan Aji Muhammad Sulaiman kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda dengan membawakan khutbahnya yang berjudul Hikmah dan Cara Mengingat Mati.
Dalam pembukaan khutbah singkat namun padatnya, Dosen jebolan UIN Malang itu mengajak pada seluruh jamaah untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Allah SWT. Takwa dalam arti melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
“Sebab dengan takwalah yang akan mengantarkan kita menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat,” tutur Syarif.
Pada khutbahnya Syarifrahmatullah menghimbau para jamaah agar senantiasa bersyukur karena masih dipanjangkan umur dan diberi kesempatan melaksanakan Salat Jumat berjamaah.
“Entah ini Jum’at ke berapa yang sudah kita temui, namun satu hal yang pasti bahwa berlalunya Jum’at demi Jum’at memberi makna bahwa kita semakin tua, maka artinya umur kita semakin pendek, dan kematian telah menunggu kita,” ucap Khatib.
Disela-sela khutbahnya, Khatib mengutip Qur’an Surah Al- Anbiya’ ayat 31,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kami-lah kamu kembalikan,” terjemah QS. Al Anbiya’ ayat 31.
“Itulah kematian, jika maut telah mengintai kita, maka tidak ada satupun dari kita yang mampu menunda kematian kita, apapun pangkatnya, apapun kelasnya, atau apapun jabatannya.
Maka tidak ada jaminan kita masih bisa bertemu bersama kembali jum’at depan, baik diri khatib maupun jamaah sekalian. Bahkan bisa jadi di antara kita sudah ada yang ditunggu malakul maut untuk dicabut umur kita, wallahu a’lam,” ungkap Syarif dengan tegas.
Dilanjutkannya, kematian tidak pandang bulu, tidak ada jaminan yang kaya lebih lama hidup dari si miskin. Bisa jadi yang sakit-sakitan lebih panjang umurnya dari yang sehat. Yang muda kadang lebih dahulu dari yang tua. Pejabat belum tentu juga umurnya lebih panjang dari karyawan biasa. Sungguh umur tidak ada yang tahu.
Oleh karena itu menurut Khatib, jamaah haruslah cerdas dalam memaknai dan menjalankan hidup.
“Orang yang cerdas tentu adalah orang yang menggunakan dan memanfaatkan sisa umur ini untuk semakin mendekat dan taqorrub kepada Allah. Mengisinya dengan memperbanyak ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Kita sibukkan sisa umur ini dengan perkara-perkara yang halal dari pada sibuk mencari hal yang haram,” ajaknya.
Sebagai penutup khutbahnya Syarifrahmatullah mengajak jamaah untuk meningkatkan amalan soleh sebagai bekal menuju akhirat yang abadi.
“Marilah kita tingkatkan amalan soleh kita sebagai bekal nanti menuju akhirat yang abadi. Mudah-mudahan Allah membimbing kita dan memberikan kita akhir yang baik yaitu khusnul khatimah, Amien,” tutupnya.#Tamam/humas