SAMARINDA, UINSI NEWS, — Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan sosial di Kalimantan Timur. Salah satu dosennya, Akhmad Muadin, turut berpartisipasi dalam kegiatan Pendidikan Khusus Profesi Mediator (PKPM) yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Timur bekerja sama dengan Walisongo Mediation Center (WMC).
Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai Selasa hingga Jumat, 8–11 Juli 2025, bertempat di Aula Kesbangpol Provinsi Kalimantan Timur, dan diikuti oleh peserta dari berbagai unsur, termasuk tokoh masyarakat, praktisi hukum, serta akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Kaltim.(8/7)
Keterlibatan dosen UINSI Samarinda dalam kegiatan ini mencerminkan semangat kampus dalam memperluas kontribusi keilmuan di luar dunia akademik. Akhmad Muadin sebagai perwakilan akademisi UINSI, dinilai memiliki potensi untuk berperan aktif dalam penyelesaian konflik sosial berbasis pendekatan damai dan mediasi.
“Keikutsertaan saya merupakan bagian dari penguatan peran akademisi dalam memberikan kontribusi nyata di tengah masyarakat, khususnya dalam penyelesaian konflik sosial yang sering kali memerlukan pendekatan kultural dan profesional,” ujar Akhmad Muadin.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mencetak mediator profesional yang tidak hanya memahami aspek teoritis resolusi konflik, tetapi juga memiliki kemampuan praktis dalam menangani persoalan sosial di lapangan secara bijaksana dan berkeadilan.
Selama pelatihan, peserta dibekali dengan materi teknik dasar mediasi, komunikasi efektif, etika profesi mediator, serta simulasi kasus mediasi berbasis konteks lokal Kalimantan Timur. Narasumber berasal dari kalangan ahli mediasi nasional dan praktisi senior dari Walisongo Mediation Center.
Kepala Kesbangpol Kaltim dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah preventif dan strategis pemerintah daerah dalam memperkuat stabilitas sosial serta membangun mekanisme penyelesaian konflik yang damai, inklusif, dan berbasis kearifan lokal.
Dengan selesainya pendidikan ini, para peserta diharapkan dapat menjadi mediator bersertifikat dan siap berkontribusi dalam menjaga harmoni sosial di tengah dinamika masyarakat Kalimantan Timur.
Penulis : Akhmad Muadin