Skip to content

Maksimalkan Pendidikan Agama Islam

LAMPUNG, IAIN NEWS,- Pendidikan Agama Islam di Indonesia belum maksimal. Hal itu terungkap dalam parallel session The 16 Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) di IAIN Raden Intan Lampung, Rabu (2/11/2016).

Setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan lemahnya pendidikan Islam di negeri ini. Pertama, visi yang belum jelas. “Pendidikan kita belum memiliki arah yang jelas, apakah untuk yang bersifat normative atau historis,” ungkap Aris Try Andreas Putra Dosen IAIN Kendari, Sulawesi Tenggara.

Dalam hal ini lanjut dia, historis yang dimaksud adalah pengaruh budaya, sain, sejarah, lingkungan atau lingkungan antropologi yang mempengaruhi hal-hal yang sifatnya kontekstual.

Kedua, problem yang paling banyak ditemukan adalah soal dikotomi. Problem tersebut tidak hanya terjadi pada aspek pendidikan tetapi juga pada aspek lainnya.

“Kalau pendidikan Islam hanya diarahkan pada satu aspek saja, yaitu aspek keagamaan, tanpa melihat aspek umumnya, maka pendidika Islam akan menjadi berat,” ujarnya.

Ketiga, pola normative deduktif yang hanya menekankan kepada kesalehan individu, tetapi tidak menyentuh aspek sosial. Untuk itu lanjutnya, solusi untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan menerapkan pola pendidikan yang menggunakan pendekatan filosofis. “Aspek ini akan mempengaruhi regulasi yang kemudian akan mempengaruhi aspek teknis. Intinya, sebelum kerangka fikirnya dibenarkan terlebih dahulu, maka aspek regulasi dan aspek teknis tidak akan pernah benar,” yakinnya.

Sebab menurut dia, aspek filosofis akan memberikan penguatan kepada siapapun bahwa pendidikan Islam tidak hanya mencerna aspek-aspek teknis tetapi juga mencerna aspek yang bersifat konteks. “Ketika aspek ini dikolaborasikan, maka pendidika Islam akan menjadi lengkap,” tegasnya.

Dia meyakini jika area tersebut tidak tersentuh maka dampaknya adalah kemunduran umat Islam yang disebabkan oleh ketidakmauan masing-masing aliran untuk menerima pemikiran lain untuk dikolaborasikan.#

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
LANGUAGE»