SAMARINDA, UINSI NEWS – Program Kelas Khusus Internasional (KKI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda sukses menyelenggarakan Pengajian Akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid SAMS UINSI.(6/9)
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Darwis hadir mewakili Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Dalam sambutannya, Dr. Darwis menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan yang penuh nilai spiritual ini.
“Peringatan Maulid atau Maulud pada dasarnya merujuk pada obyek peringatan, yaitu peristiwa kelahiran dan sosok Nabi Muhammad SAW. Melalui kegiatan ini, kita berusaha memahami maksud Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai rahmat bagi seluruh alam,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Darwis menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi tidak boleh berhenti pada tataran seremonial semata. Ia mengajak jamaah, khususnya mahasiswa UINSI, untuk mengambil hikmah serta mengamalkan ajaran Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.
“Dari peringatan Maulid ini, mari kita jadikan sebagai penguat cinta kepada Rasulullah SAW dengan menghidupkan sunnah-sunnahnya, meneladani akhlaknya, serta menjadikan ajarannya sebagai pedoman dalam menghadapi tantangan zaman,” tambahnya.
Acara ini juga menghadirkan Ust. Abdul Syakur, Lc., MH sebagai penceramah utama dan dimeriahkan oleh Habsyi Roudhotul Musthofa.
Dalam tausiah Ustadz Abdul Syakur menyampaikan bahwa, peringatan Maulid Nabi merupakan wujud rasa syukur atas kelahiran manusia agung yang menjadi pemersatu umat. Ia menyinggung sejarah awal perayaan Maulid yang digagas oleh seorang gubernur di Irak, Al Malik Abu Said Al Kudri, yang dikenal dermawan dan adil. Saat itu, peringatan Maulid diadakan untuk meredam perpecahan umat sekaligus menguatkan persatuan melalui kecintaan kepada Nabi.
Menurutnya, semangat tersebut sangat relevan dengan kondisi umat Islam saat ini yang membutuhkan teladan Rasulullah sebagai pedoman akhlak mulia. “Mensyukuri nikmat Allah adalah kewajiban, dan salah satu nikmat terbesar bagi kita adalah diutusnya Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa Rasulullah bukan hanya anugerah (’athiyyah), tetapi juga hadiah berharga yang diberikan Allah kepada umat manusia. Karena itu, mencintai Nabi harus diwujudkan dengan cara mempelajari sirahnya, mengamalkan sunnahnya, dan menjadikan ajarannya sebagai landasan hidup.
Terkait perdebatan tentang bid’ah dalam peringatan Maulid, Ustadz Abdul Syakur mengajak jamaah untuk melihat tujuan, manfaat, dan hikmahnya. Selama membawa kebaikan bagi umat, Maulid tidak boleh dianggap sebatas seremonial, tetapi sarana untuk menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah.
Beliau juga mengingatkan bahwa cinta sejati kepada Nabi memiliki tanda-tanda nyata: lebih memilih mendengar perkataan Rasulullah daripada selainnya, lebih senang berada dalam majelis yang menghidupkan sunnah, dan lebih mengutamakan keridaan Allah serta Rasul-Nya di atas kepentingan duniawi.
“Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak. Maka, jika kita benar-benar mencintai beliau, buktikan dengan meneladani akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Acara yang terbuka untuk umum ini berlangsung khidmat dengan dukungan penuh dari berbagai pihak dan media partner. Kehadiran mahasantri, sivitas akademika, serta masyarakat umum menunjukkan antusiasme tinggi dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Melalui moment ini, diharapkan semangat cinta kepada Rasulullah semakin tumbuh subur, menjadi energi spiritual bagi generasi muda Islam, khususnya mahasiswa UINSI Samarinda, dalam menghadapi tantangan zaman.
Penulis: Novan Halim | Editor: Agus Prajitno