SAMARINDA, UINSI NEWS – Dalam upaya memperkuat literasi digital dan membangun kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyebaran informasi palsu, Dewan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda berkolaborasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Timur menyelenggarakan kegiatan bertajuk Sosialisasi Anti Hoaks dan Literasi Digital.(9/10)
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai unsur sivitas akademika serta menghadirkan narasumber dari berbagai lembaga dan sektor digital. Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag, yang dalam sambutannya memberikan apresiasi tinggi kepada Dewan Mahasiswa UINSI beserta jajaran panitia atas inisiatif menyelenggarakan kegiatan yang dinilai sangat relevan dengan tantangan era digital saat ini.
Prof. Nasir menegaskan pentingnya kolaborasi antara dunia akademik dan pemerintah daerah dalam menguatkan kesadaran publik terhadap literasi digital. “Kegiatan ini bukan hanya sekadar agenda seremonial, tetapi bentuk nyata sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah dalam membangun masyarakat yang cerdas, kritis, dan berintegritas di tengah arus informasi global,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti urgensi kesadaran etis dan keagamaan dalam menanggapi fenomena hoaks. Dalam perspektif Islam, kehati-hatian dalam menyampaikan informasi telah ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nur ayat 16 dan Al-Hujurat ayat 6, yang menekankan pentingnya tabayyun (klarifikasi) dan tanggung jawab moral terhadap kebenaran informasi. “Penyebaran berita palsu bukanlah hal sepele, melainkan bagian dari fitnah yang berdampak sosial dan moral. Oleh karena itu, literasi digital harus sejalan dengan literasi moral dan spiritual,” tegasnya.
Menurutnya, nilai-nilai tersebut juga sejalan dengan visi UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda sebagai Social Development University, yakni perguruan tinggi yang tidak hanya menekankan aspek akademik dan riset, tetapi juga berorientasi pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. “Mahasiswa, tenaga kependidikan, dan dosen harus menjadi agen perubahan yang memberi manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur, H. Muhammad Faisal, S.Sos., M.Si, dalam sambutannya menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan dunia pendidikan menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan era digital yang semakin kompleks. Ia menilai bahwa hoaks tidak hanya berdampak pada persepsi publik, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas sosial dan keamanan informasi.
“Generasi muda, khususnya mahasiswa, memiliki peran sentral sebagai digital natives yang tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga penggerak ekosistem informasi yang sehat. Literasi digital harus menjadi budaya baru dalam bermedia, karena kecerdasan digital adalah fondasi bagi masa depan Kalimantan Timur yang berdaya saing dan berintegritas,” ujarnya.
H. Muhammad Faisal juga menekankan bahwa Diskominfo Kaltim secara konsisten melaksanakan program edukatif dan preventif melalui kampanye anti hoaks, penguatan literasi media, serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap keamanan digital. “Kami berharap kegiatan seperti ini menjadi titik awal terbentuknya jejaring edukasi digital yang melibatkan perguruan tinggi, lembaga masyarakat, dan pemerintah daerah,” tambahnya.
Dalam sesi pemaparan materi, Johantan Alfando memperkenalkan peran Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) sebagai lembaga yang aktif melawan disinformasi dan misinformasi di ruang digital. Ia menjelaskan bagaimana literasi digital menjadi kunci dalam membedakan antara informasi benar dan palsu serta pentingnya kemampuan verifikasi bagi setiap pengguna media sosial.
Sementara itu, Ir. Dedi Cahyadi menyoroti aspek digital safety, dengan memberikan pemahaman praktis terkait keamanan data pribadi, manajemen kata sandi, serta perlindungan terhadap ancaman siber yang semakin kompleks. Ia mengingatkan bahwa keamanan digital bukan hanya tanggung jawab teknis, tetapi juga perilaku dan kesadaran individu dalam berinteraksi di dunia maya.
Pemateri ketiga, Dinda Anisa, memaparkan materi bertema Digital Connectivity and Platforms yang mencakup pemahaman tentang cloud computing, data center, serta infrastruktur digital yang dikelola oleh PT Telkom. Menurutnya, pemahaman terhadap sistem konektivitas digital menjadi dasar penting dalam mendukung transformasi digital yang aman, efisien, dan inklusif.
Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa UINSI Samarinda mampu menjadi pelopor dalam menyebarkan nilai-nilai literasi digital dan menjadi bagian dari generasi yang berdaya saing tinggi, beretika, serta berkontribusi nyata dalam menjaga ruang digital yang sehat dan informatif di Kalimantan Timur.
Penulis : Novan Halim | Editor : Agus Prajitno