SAMARINDA, UINSI NEWS,- Dua ancaman besar tengah mengincar generasi muda: judi online (Judol) dan narkoba. Keduanya menawarkan sensasi instan yang tampak menggiurkan, tetapi meninggalkan kerusakan jangka panjang yang menghantam aspek mental, sosial, hingga masa depan generasi Z. Kekhawatiran itulah yang melatarbelakangi penyelenggaraan Literasi melalui webinar bertajuk “Janji Nikmat Sementara: Judol & Narkoba” Selasa (02/12/2025).
Dr. Badrut Tamam, M.Pd.I, selaku Kapus Literasi dan Media Digital sekaligus Dosen pada UINSI Samarinda menekankan bahwa literasi menjadi garda terdepan dalam menangkal dua jerat berbahaya tersebut. Menurutnya, generasi muda harus memahami cara kerja risiko agar tidak mudah terpikat oleh godaan sesaat yang justru menyimpan kehancuran panjang.
“Literasi tentang bahaya judi online dan narkoba menjadi benteng pertama yang harus dimiliki generasi muda. Tanpa pemahaman yang benar, mereka mudah terjebak pada janji kenikmatan sesaat yang sesungguhnya menyimpan kehancuran jangka panjang. Pengetahuan bukan hanya membuka mata, tetapi juga menguatkan kemampuan berpikir kritis dalam melihat mana kesenangan palsu dan mana pilihan hidup yang sehat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa edukasi berkelanjutan merupakan cara efektif memperkuat daya tahan generasi Z. “Ketika generasi muda dibekali literasi yang baik, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mengambil keputusan yang tepat dan menjaga masa depannya. Tantangan digital saat ini membuat ancaman semakin dekat, tetapi melalui edukasi, kita dapat memperkuat daya tahan mental, sosial, dan spiritual sehingga generasi Z mampu berdiri tegak menghadapi segala bentuk jerat yang merusak,” tambahnya.
Sebagai narasumber utama, M. Fauzan Amrillah, S.I.P., C.IQ—yang juga merupakan P2M BNN Kota Samarinda, Sekretaris LD PWNU Kaltim, serta pemegang sertifikasi Public Speaking BNSP—menjelaskan secara rinci bagaimana judol dan narkoba membentuk lingkaran jerat yang saling menguatkan.
Menurut Fauzan, judol kini menjadi salah satu adiksi digital dengan pertumbuhan paling agresif. “Judol adalah taruhan digital yang dikemas dalam bentuk game kasino, slot, atau taruhan bola. Dengan akses 24 jam melalui gawai, judol sangat mudah membuat pengguna kecanduan. Dampaknya bukan hanya kerugian finansial, tetapi juga mental dan sosial,” paparnya.
Siklus judi online (judol) di kalangan muda dan mahasiswa kerap dimulai dari rasa penasaran dan ajakan teman. Mereka mencoba sekali, lalu merasakan “kemenangan kecil” yang memancing adrenalin dan membuat mereka percaya bahwa keberuntungan bisa diulang. Saat mulai kalah, muncul dorongan untuk terus bermain demi menutupi kerugian. Di titik ini, judol berubah dari hiburan menjadi kecanduan.
Ia juga mengurai tentang narkoba yang awalnya digunakan untuk keperluan medis namun kini banyak disalahgunakan. Di kalangan muda, penggunaannya sering dilandasi alasan untuk percaya diri, bergadang, merasa lebih ‘happy’, atau sekadar ikut-ikutan lingkungan. “Padahal dampaknya sangat berbahaya bagi fisik, mental, sosial, hingga hukum,” tegasnya.
Kemudian ketika uang saku habis, sebagian mahasiswa mulai meminjam dari teman, menjual barang pribadi, atau terjerat pinjol untuk terus mempertahankan permainan. Kekalahan demi kekalahan memunculkan tekanan mental, kecemasan, hingga stres berat. Sebagian kemudian mencari pelarian melalui perilaku berisiko lain, termasuk penggunaan narkoba untuk mengurangi tekanan. Siklus ini berakhir dengan kerugian finansial, rusaknya relasi sosial, turunnya prestasi akademik, dan hancurnya masa depan yang sebelumnya penuh peluang.
Fauzan menyebut kombinasi judol dan narkoba sebagai “kombo mematikan” yang merusak generasi. “Judol bikin stres, narkoba jadi pelarian. Narkoba bikin nekat, lalu main judol lagi. Akhirnya muncul hutang, mental rusak, dan hidup menjadi amburadul,” ujarnya.
Webinar ini diharapkan menjadi ruang refleksi melalui jalan literasi sekaligus penguatan bagi generasi muda untuk mengambil jarak dari dua jerat yang kian mudah diakses melalui teknologi. Seluruh peserta mendapatkan E-Sertifikat, sebagai bagian dari komitmen penyelenggara dalam meningkatkan literasi bahaya judol dan narkoba di masyarakat.
Pesan penutup narasumber kembali menegaskan urgensi agenda ini: “Maka ayo jauhi judol dan narkoba. Tidak ada masa depan yang lahir dari kenikmatan semu.”.#Tamam






