SAMARINDA, IAINNEWS,-Demi menambah hasanah pengetahuan kepada seluruh mahasiswanya, Program Pasca Sarjana (PPs) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda menggelar Kuliah Umum dengan tema ‘Studi Islam di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam : Tantangan dan Solusi’ pada Sabtu pagi (4/3/2017) di Auditorium Kampus 1 IAIN Samarinda Jalan Abul Hasan No. 3 Samarinda.
Dr. Muhammad Zain, M.Ag sebagai keynote speaker pada acara kuliah umum yang diikuti Rektor, direktur PPs, dosen dan ratusan mahasiswa pascasarjana dari berbagai program studi ini memaparkan tantangan dan solusi bagi perguruan tinggi keagamaan Islam dalam mengembangkan studi Islam.
Kepala Subdirektorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia ini mengklasifikasi ada beberapa tantangan bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Indonesia yang harus diperhatikan. Di antaranya perlunya PTKI menciptakan sebuah iklim literasi yang kuat, mengaplikasi pendidikan karakter, Integrasi ilmu pengetahuan.
“Terkait membangun kekuatan literasi, kita tahu bahwa buta aksara melanda hampir semua negara- negara berkembang dan masyarakat muslim. Buta aksara ini harus dihadang dengan berbagai gerakan salah satunya gerakan literasi,” papar Dr. Muhammad Zain, M.Ag.
Masih menurut pria kelahiran Tumpiling 1972 silam ini bahwa pentingnya membangun karakter harus menjadi perhatian bersama civitas akademika di lingkungan PTKI. Hal ini mengingat pendidikan karakter sangat penting bagi wajah dan perkembangan suatu bangsa. Untuk itu pendidikan karakter harus masuk pada kurikulum pendidikan.
“Setidaknya ada beberapa landasan pendidikan karakter (character-building education). Salah satunya nilai humanisme, seperti saling menghargai dan menghormati antar sesama. Jepang barangkali bisa menjadi contoh dalam pendidikan karakter yang dimulai sejak pendidikan usia dini. Mereka dicap sebagai negara yang berhasil mentradisikan nilai-nilai leluhur mereka tanpa tergerus modernitas. Nilai Integritas, kejujuran, tanggung jawab, menghormati yang lebih senior, sportifitas, nilai malu terintegrasi dalam kurikulum pendidikan mereka,”terang Dr. Muhammad Zain, M.Ag.
Untuk mewujudkan itu semua bagi Dr. Muhammad Zain, M.Ag PTKI perlu menciptakan curiosity atau rasa ingin tahu yang tinggi sehingga ilmu, kreatifitas dan inovasi mampu berkembang dengan sempurna.
Hal yang tidak kalah menarik sebagai mana disampaikan Doktor jebolan Program Doktor Studi Islam, IAIN Yogyakarta Tahun 2007 ini adalah Integrasi Ilmu. Yakni PTKI harus konsern untuk Membangun Tradisi Akademik Baru yang berintegrasi.
“Kita ketahui bersama bahwa sejarah tradisi akademik Islam dimulai oleh penerjemahan karya- karya akademik Yunani Kuno. Karya- karya penerjemahan tersebut meliputi filsafat, kedokteran, dan sains. Sehingga lahirlah filosof muslim, dokter, dan saintis seperti al- Kindi, Al- Farabi, Ibnu Sina, Ibnu al Haytham, al- Biruni dan Ibnu Rusyd. Proses penerjemahan karya- karya Yunani kuno ke dalam bahasa Arab dimulai di Baghdad pada akhir abad ke 8 sampai permulaan abad ke 11 M. Patut dicatat bahwa dalam proses penerjemahan ini, filosof Muslim telah berjasa membangkitkan tradisi akademik Yunani Kuno setelah berabad- abad lamanya tidur,” jelasnya.
Solusinya menurut keynote speaker pada kuliah umum PPs IAIN Samarinda ini yakni PTKI harus mampu berinovasi menciptakan peluang baru. Penguatan akreditasi prodi dan institusi harus menjadi konsern pimpinan perguruan tinggi. Peningkatan kualitas dosen harus dicanangkan. Publikasi ilmiah harus terus digenjot agar kita mendapatkan recognition, pengakuan baik nasional, regional ASEAN maupun internasional.
“Termasuk pemenuhan infrastruktur kampus harus terus dibenahi agar civitas akademika bisa betah dan kerasan menimba dan mengembangkan ilmu di kampus,”pungkasnya.#Tamam